Rabu, 21 Desember 2011

tempat tempat angker


Sampai saat ini pulau jawa kental dengan mistik. Banyak tepat tempat yang dianggap angker atau wingit. Sebagian digunakan untuk tempat ziarah. Berikut 8 tempat keramat dipulau jawa.

Kawasan Pantai Selatan
KOnon pantai selatan pulau jawa dihuni oleh makhluk jin yang dipimppin Ratu Kidul. Kawasan pantai selatan yang dianggap angker adalah Pantai Parangkusumo (Tempat labuhan Kraton Yogyakarta, dianggap sebagai pintu gerbang gaib keraton Laut Kidul),  Pantai  Parangtritis, GUa Langse (pertapaan).

Makam Raja – Raja Imogiri
Makam imogiri merupakan makam raja raja mataram sampai keturunanya kasultanan yogyakarta dan kasunanan surakarta. Untuk masuk areal makam raja harus mengenakan pakaian khusus dan menggunakan peraturan khusus. Tidak boleh sembarangan di makam ini.

Kraton Yogyakarta
Bila berkunjung ke keraton jogja di siang hari tentu tidak terlalu terasa keangkerannya. Tapi kalau sudah menjelang sore hingga malam hari suasana berubah 180 derajat. Memang suasananya indah, lampu-lampu menambah keindahan istana ini.  Sunyi senyap suasananya, hanya beberapa abdi dalem yang lewat. Dilain pihak suasana sakral sangat terasa. Yang paling  kuat adalah disekitar bangsal proboyeksa di belakang bangsal kencana. Ya pasti..karena tempat tersebut merupakan tempat penyimpanan pusaka kraton. Yang menjaga tentunya bukan manusia tapi khusus prajurit dari dunia lain.

Menurut rekan penulis yang merupakan fotografer senior yang mendapat tugas untuk mengambil foto bercerita banyak. Mulai dari camera yang selalu mati ketika dibidikan disuatu obyek padahal ketika diulang diobjek lain bisa hidup. Hasil foto yang yang tidak masuk akal ketika dicetak ternyata ada sepasang mata raksasa yang sedang mengawasi.

Gunung Merapi
Setiap tahun Kraton Yogyakarta mengadakan labuhan untuk menghormati pengunggu gunung merapi Eyang Sapu Jagad . Bagi pendaki merapi pasti tidak asing dengan pasar bubrah. Pasar bubrah adalah pasarnya bangsa mahkluk halus. Watu gubug di gn.merbabu adalah pintu gerbang menuju kerajaan gaib. Di puncak gunung gede terdapat lapangan luas yang konon pendaki yang berkemah di sana sering mendengar derap kaki kuda atau melihat istana.

Alas Purwo Banyuwangi
setahu saya alas Purwo berada di pesisir selatan dekat pantai plengkung. Sejak dulu alas purwo digunakan untuk menguji ilmu bagi pertapa yang ingin berhubungan dengan dunia gaib.

Lawang Sewu
Lawang Sewu sudah terkenal dengan keangkeran nya. Orang-orang yang tinggal disekitar perumahan  sana sering mengatakan bahwa mereka melihat bayangan-bayangan dan sebagainya. Lawang Sewu terletak di Semarang, Jawa Tengah dan diberi nama Lawans Sewu yang dalam bahasa Jawa berarti Seribu Pintu karena bangunan ini mempunyai pintu yang banyak sekali.

Gunung Tidar Magelang
Gunung Tidar tidak hanya terkenal sebagai ikon atau identitas Kota Magelang. Bagi sebagian orang yang memang nglakoni lelaku spiritual , Gunung Tidar merupakan salah satu obyek yang menjadi tempat tujuan mereka untuk mendekatkan diri kepada Gusti Allah.

Dahulu, Gunung Tidar terkenal akan ke-angker-annya dan menjadi rumah bagi para Jin dan Makhluk Halus. Jalmo Moro Jalmo Mati, setiap orang yang datang ke Gunung Tidar bisa dipastikan kalau tidak mati ya modar (dan mungkin hal ini yang menjadi asal usul nama Tidar).

Berdasarkan penuturan Mbah Paiman selaku Juru Kunci Gunung Tidar, di Gunung Tidar terdapat 2 buah makam yaitu Makam Kyai Sepanjang dan Makam Sang Hyang Ismoyo (atau yang lebih dikenal sebagai Kyai Semar). Sedangkan tempat yang selama ini dikenal sebagai Makam Syekh Subakir sebenarnya hanyalah petilasan beliau.

Kawasan Gunung Bromo
Di ranu kumbolo didekat gn semeru para pendaki yang berkemah sering melihat hantu wanita muncul dari tengah danau. Peristiwa-peritiwa gaib sering dialami para pendaki hampir di seluruh gunung-gunung yang terkenal dengan keangkerannya. Para pendaki sering diingatkan oleh masyarakat setempat, petugas, maupun peraturan yang jelas-jelas berisi pantangan-pantangan yang berhubungan dengan makhluk halus penghuni gunung yang bersangkutan.

Ada masukan tempat angker di pulau jawa? Terutama di jawa barat dan banten? Bisa di share di sini

Read more »

Jumat, 16 Desember 2011

Tata Cara Menangkal dan Menanggulangi Sihir



Hukum Sihir Dan Perdukunan.
Segala puji hanya kepunyaan Allah, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan umat, Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang tiada lagi Nabi sesudahnya.

Akhir-akhir ini banyak sekali tukang-tukang ramal yang mengaku dirinya sebagai tabib, dan mengobati orang sakit dengan jalan sihir atau perdukunan. Mereka kini banyak menyebar di berbagai negeri; orang-orang awam yang tidak mengerti sudah banyak menjadi korban pemerasan mereka.

Maka atas dasar nasihat (loyalitas) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kepada hamba-hambaNya, saya ingin menjelaskan tentang betapa besar bahayanya terhadap Islam dan umat Islam adanya ketergantungan kepada selain Allah dan bahwa hal tersebut bertolak belakang dengan perintah Allah dan RasulNya.

Dengan memohon pertolongan Allah Ta’ala saya katakan bahwa berobat dibolehkan menurut kesepakatan para ulama. Seorang muslim jika sakit hendaklah berusaha mendatangi dokter yang ahli, baik penyakit dalam, pembedahan, saraf, maupun penyakit luar untuk diperiksa apa penyakit yang dideritanya. Kemudian diobati sesuai dengan obat-obat yang dibolehkan oleh syara’, sebagaimana yang dikenal dalam ilmu kedokteran.

Dilihat dari segi sebab dan akibat yang biasa berlaku, hal ini tidak bertentangan dengan ajaran tawakkal kepada Allah dalam Islam. Karena Allah Ta’ala telah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya. Ada di antaranya yang sudah diketahui oleh manusia dan ada yang belum diketahui. Akan tetapi Allah Ta’ala tidak menjadikan penyembuhannya dari sesuatu yang telah diharamkan kepada mereka.

Oleh karena itu tidak dibenarkan bagi orang yang sakit, mendatangi dukun-dukun yang mendakwakan dirinya mengetahui hal-hal ghaib, untuk mengetahui penyakit yang dideritanya. Tidak diperbolehkan pula mempercayai atau membenarkan apa yang mereka katakan, karena sesuatu yang mereka katakan mengenai hal-hal yang ghaib itu hanya didasarkan atas perkiraan belaka, atau dengan cara mendatangkan jin-jin untuk meminta pertolongan kepada jin-jin tersebut sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Dengan cara demikian dukun-dukun tersebut telah melakukan perbuatan-perbuatan kufur dan sesat.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan dalam berbagai haditsnya sebagai berikut :

“Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab ‘Shahih Muslim’, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Barangsiapa mendatangi ‘arraaf’ (tukang ramal)) kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari.”

“Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:‘Barangsiapa yang mendatangi kahin (dukun)) dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Abu Daud).

“Dikeluarkan oleh empat Ahlus Sunan dan dishahihkan oleh Al-Hakim dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan lafazh: ‘Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

“Dari Imran bin Hushain radhiallahu anhu, ia berkata: ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Bukan termasuk golongan kami yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda,burung dan lain-lain),yang meramal atau yang meminta diramalkan, yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”(HR. Al-Bazzaar,dengan sanad jayyid).

Hadits-hadits yang mulia di atas menunjukkan larangan mendatangi peramal, dukun dan sebangsanya, larangan bertanya kepada mereka tentang hal-hal yang ghaib, larangan mempercayai atau membenarkan apa yang mereka katakan, dan ancaman bagi mereka yang melakukannya.

Oleh karena itu, kepada para penguasa dan mereka yang mempunyai pengaruh di negerinya masing-masing, wajib mencegah segala bentuk praktek tukang ramal, dukun dan sebangsanya, dan melarang orang-orang mendatangi mereka.

Kepada yang berwenang supaya melarang mereka melakukan praktek-praktek di pasar-pasar, mall-mall atau di tempat-tempat lainnya, dan secara tegas menolak segala yang mereka lakukan. Dan hendaknya tidak tertipu oleh pengakuan segelintir orang tentang kebenaran apa yang mereka lakukan. Karena orang-orang tersebut tidak mengetahui perkara yang dilakukan oleh dukun-dukun tersebut, bahkan kebanyakan mereka adalah orang-orang awam yang tidak mengerti hukum, dan larangan terhadap perbuatan yang mereka lakukan.

Rasulullah ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang umatnya mendatangi para peramal, dukun dan tukang tenung. Melarang bertanya serta membenarkan apa yang mereka katakan. Karena hal itu mengandung kemungkaran dan bahaya besar, juga berakibat negatif yang sangat besar pula. Sebab mereka itu adalah orang-orang yang melakukan dusta dan dosa.

Hadits-hadits Rasulullah tersebut di atas membuktikan tentang kekufuran para dukun dan peramal. Karena mereka mengaku mengetahui hal-hal yang ghaib, dan mereka tidak akan sampai pada maksud yang diinginkan melainkan dengan cara berbakti, tunduk, taat, dan menyembah jin-jin. Padahal ini merupakan perbuatan kufur dan syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Orang yang membenarkan mereka atas pengakuannya mengetahui hal-hal yang ghaib dan mereka meyakininya, maka hukumnya sama seperti mereka. Dan setiap orang yang menerima perkara ini dari orang yang melakukannya, sesungguhnya Rasulullah ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berlepas diri dari mereka.

Seorang muslim tidak boleh tunduk dan percaya terhadap dugaan dan sangkaan bahwa cara seperti yang dilakukan itu sebagai suatu cara pengobatan, semisal tulisan-tulisan azimat yang mereka buat, atau menuangkan cairan timah, dan lain-lain cerita bohong yang mereka lakukan.

Semua ini adalah praktek-praktek perdukunan dan penipuan terhadap manusia, maka barangsiapa yang rela menerima praktek-praktek tersebut tanpa menunjukkan sikap penolakannya, sesungguhnya ia telah menolong dalam perbuatan bathil dan kufur.

Oleh karena itu tidak dibenarkan seorang muslim pergi kepada para dukun, tukang tenung, tukang sihir dan semisalnya, lalu menanyakan kepada mereka hal-hal yang berhubungan dengan jodoh, pernikahan anak atau saudaranya, atau yang menyangkut hubungan suami istri dan keluarga, tentang cinta, kesetiaan, perselisihan atau perpecahan yang terjadi dan lain sebagainya. Sebab semua itu berhubungan dengan hal-hal ghaib yang tidak diketahui hakikatnya oleh siapa pun kecuali oleh Allah Subhanahhu wa Ta’ala.

Sihir sebagai salah satu perbuatan kufur yang diharamkan oleh Allah, dijelaskan di dalam surat Al-Baqarah ayat 102 tentang kisah dua Malaikat:

Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syetan-syetan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan:”Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir’. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarkan ayat (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di Akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.”(Al-Baqarah:102)

Ayat yang mulia ini juga menunjukkan bahwa orang-orang yang mempelajari ilmu sihir, sesungguhnya mereka mempelajari hal-hal yang hanya mendatangkan mudharat bagi diri mereka sendiri, dan tidak pula mendatangkan sesuatu kebaikan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini merupakan ancaman berat yang menunjukkan betapa besar kerugian yang diderita oleh mereka di dunia ini dan di Akhirat nanti. Mereka sesungguhnya telah memperjualbelikan diri mereka dengan harga yang sangat murah, itulah sebabnya Allah berfirman :

“Dan alangkah buruknya perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir itu, seandainya mereka mengetahui.”

Kita memohon kepada Allah kesejahteraan dan keselamatan dari kejahatan sihir dan semua jenis praktek perdukunan serta tukang sihir dan tukang ramal. Kita memohon pula kepadaNya agar kaum muslimin terpelihara dari kejahatan mereka. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan pertolongan kepada kaum muslimin agar senantiasa berhati-hati terhadap mereka, dan melaksanakan hukum Allah dengan segala sangsi-sangsinya kepada mereka, sehingga manusia menjadi aman dari kejahatan dan segala praktek keji yang mereka lakukan.

Sungguh Allah Maha Pemurah lagi Maha Mulia!.

Tata Cara Menangkal Dan Menanggulangi Sihir

Allah telah mensyari’atkan kepada hamba-hambaNya supaya mereka menjauhkan diri dari kejahatan sihir sebelum terjadi pada diri mereka. Allah juga menjelaskan tentang bagaimana cara pengobatan sihir bila telah terjadi. Ini merupakan rahmat dan kasih sayang Allah, kebaikan dan kesempurnaan nikmatNya kepada mereka.

Berikut ini beberapa penjelasan tentang usaha menjaga diri dari bahaya sihir sebelum terjadi, begitu pula usaha dan cara pengobatannya bila terkena sihir, yakni cara-cara yang dibolehkan menurut hukum syara’:

Pertama: Tindakan preventif, yakni usaha menjauhkan diri dari bahaya sihir sebelum terjadi. Cara yang paling penting dan bermanfaat ialah penjagaan dengan melakukan dzikir yang disyari’atkan, membaca do’a dan ta’awwudz sesuai dengan tuntunan Rasulullah ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, di antaranya seperti di bawah ini:

A. Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat lima waktu, sesudah membaca wirid yang disyari’atkan setelah salam, atau dibaca ketika akan tidur. Karena ayat Kursi termasuk ayat yang paling besar nilainya di dalam Al-Qur’an. Rasulullah ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam salah satu hadits shahihnya :

“Barangsiapa membaca ayat Kursi pada malam hari, Allah senantiasa menjaganya dan syetan tidak mendekatinya sampai Shubuh.”

Ayat Kursi terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 255 yang bunyinya :

“Allah tidak ada Tuhan selain Dia, Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhlukNya), tidak mengantuk dan tidak tidur, kepunyaanNya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izinNya? Allah mengetahui apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

B. Membaca surat Al-Ikhlas, surat Al-Falaq, dan surat An-Naas pada setiap selesai shalat lima waktu, dan membaca ketiga surat tersebut sebanyak tiga kali pada pagi hari sesudah shalat Shubuh, dan menjelang malam sesudah shalat Maghrib, sesuai dengan hadits riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi dan An-Nasa’i.

C. Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah yaitu ayat 285-286 pada permulaan malam, sebagaimana sabda Rasulullah :

“Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka cukuplah baginya.”

Adapun bacaan ayat tersebut adalah sebagai berikut:

“Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab dan rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan), ‘Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya’. (Mereka berdo’a): ‘Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali.”

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, ia mendapat pahala (dari kewajiban) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo’a), ‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya, beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir.”

D. Banyak berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna.

Hendaklah dibaca pada malam hari dan siang hari ketika berada di suatu tempat, ketika masuk ke dalam suatu bangunan, ketika berada di tengah padang pasir, di udara atau di laut. Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

“Barangsiapa singgah di suatu tempat dan dia mengucapkan: ‘A’uudzu bi kalimaatillahi attaammaati min syarri maa khalaq’ (aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk ciptaanNya), maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakannya sampai ia pergi dari tempat itu.”

E. Membaca do’a di bawah ini masing-masing tiga kali pada pagi hari dan menjelang malam :

“Dengan nama Allah, yang bersama namaNya, tidak ada sesuatu pun yang membahayakan, baik di bumi maupun di langit dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi)

Bacaan-bacaan dzikir dan ta’awwudz ini merupakan sebab-sebab yang besar untuk memperoleh keselamatan dan untuk menjauhkan diri dari kejahatan sihir atau kejahatan lainnya. Yaitu bagi mereka yang selalu mengamalkannya secara benar disertai keyakinan yang penuh kepada Allah, bertumpu dan pasrah kepadaNya dengan lapang dada dan hati yang khusyu’.

Kedua: Bacaan-bacaan seperti ini juga merupakan senjata ampuh untuk menghilangkan sihir yang sedang menimpa seseorang, dibaca dengan hati yang khusyu’, tunduk dan merendahkan diri, seraya memohon kepada Allah agar dihilangkan bahaya dan malapetaka yang dihadapi. Do’a-do’a berdasarkan riwayat yang kuat dari Rasulullah untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh sihir dan lain sebagainya adalah sebagai berikut:

1. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam me-ruqyah (mengobati dengan membaca ayat-ayat Al-Qur’an atau do’a-do’a) sahabat-sahabatnya dengan bacaan :

Artinya: “Ya Allah, Tuhan segenap manusia….! Hilangkanlah sakit dan sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh, tidak ada penyembuhan melainkan penyembuhan dariMu, penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR. Al-Bukhari).

2. Do’a yang dibaca Jibril , ketika meruqyah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Dengan nama Allah, aku meruqyahmu dari segala yang menyakitkanmu, dan dari kejahatan setiap diri atau dari pandangan mata yang penuh kedengkian, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku meruqyahmu.” Bacaan ini hendaknya diulang tiga kali.

3. Pengobatan sihir cara lainnya, terutama bagi laki-laki yang tidak dapat berjimak dengan istrinya karena terkena sihir. Yaitu, ambillah tujuh lembar daun bidara yang masih hijau, ditumbuk atau digerus dengan batu atau alat tumbuk lainnya, sesudah itu dimasukkan ke dalam bejana secukupnya untuk mandi; bacakan ayat Kursi pada bejana tersebut; bacakan pula surat Al-Kafirun, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas, dan ayat-ayat sihir dalam surat Al-A’raf ayat 117-119, surat Yunus ayat 79-82 dan surat Thaha ayat 65-69.

Surat Al-A’raf ayat 117-119 yang bunyinya:

“Dan Kami wahyukan kepada Musa: ‘Lemparkanlah tongkatmu!’ Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu, nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka orang-orang yang hina.”

Surat Yunus ayat 79-82:

“Fir’aun berkata (kepada pemuka kaumnya): ‘Datangkanlah kepadaku semua ahli sihir yang pandai’. Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka: ‘Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan’. Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: ‘Apa yang kamu lakukan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakbenaran mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsung pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapanNya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).“

Surat Thaha ayat 65-69 yang bunyinya :

“Mereka bertanya,’Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamilah yang mula-mula melemparkan?’ Musa menjawab,’Silahkan kamu sekalian melemparkan’. Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang oleh Musa seakan-akan ia merayap cepat lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berfirman: ‘Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat, sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu dari mana saja ia datang.”

Setelah selesai membaca ayat-ayat tersebut di atas hendaklah diminum sedikit airnya dan sisanya dipakai untuk mandi.)

Dengan cara ini mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menghilangkan penyakit yang sedang dideritanya.

4. Cara pengobatan lainnya, sebagai cara yang paling bermanfaat ialah berupaya mengerahkan tenaga dan daya untuk mengetahui di mana tempat sihir terjadi, di atas gunung atau di tempat manapun ia berada, dan bila sudah diketahui tempatnya, diambil dan dimusnahkan sehingga lenyaplah sihir tersebut.

Inilah beberapa penjelasan tentang perkara-perkara yang dapat menjaga diri dari sihir dan usaha pengobatan atau cara penyembuhannya, dan hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.

Adapun pengobatan dengan cara-cara yang dilakukan oleh tukang-tukang sihir, yaitu dengan mendekatkan diri kepada jin disertai dengan penyembelihan hewan, atau cara-cara mendekatkan diri lainnya, maka semua ini tidak dibenarkan karena termasuk perbuatan syirik paling besar yang wajib dihindari.

Demikian pula pengobatan dengan cara bertanya kepada dukun,’arraaf (tukang ramal) dan menggunakan petunjuk sesuai dengan apa yang mereka katakan. Semua ini tidak dibenarkan dalam Islam, karena dukun-dukun tersebut tidak beriman kepada Allah; mereka adalah pendusta dan pembohong yang mengaku mengetahui hal-hal ghaib, dan kemudian menipu manusia.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan orang-orang yang mendatangi mereka, menanyakan dan membenarkan apa yang mereka katakan, sebagaimana telah dijelaskan hukum-hukumnya di awal tulisan ini.

Kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kita memohon, agar seluruh kaum muslimin dilimpahkan kesejahteraan dan keselamatan dari segala kejahatan, dan semoga Allah melindungi mereka, agama mereka, dan menganugerahkan kepada mereka pemahaman dan agamaNya, serta memelihara mereka dari segala sesuatu yang menyalahi syari’atNya.

(Dikutip dari tulisan Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, dikirim : oleh al Akh Hari Nasution. Diterbitkan oleh Depar-temen Urusan KeIslaman, Wakaf, Dakwah Dan Bimbingan Islam, Saudi Arabia)

Dikutip dari Salafy.or.id offline Penulis: Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Judul: Hukum tentang Sihir dan Perdukunan/Paranormal
Penulis: Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Baca risalah terkait (diutamakan juga membaca Dzikir pagi dan Petang): Dzikir Pagi dan Petang Sesuai Tuntutan

Read more »

ILMU BATIN


Di Dalam Al Qur'an maupun Al Hadis banyak sekali ayat dan sabda Rasul yang menjelaskan keutamaan ilmu, baik Ilmu An-Nadhori maupun ilmu Al-Kasyfi.

Ilmu An-Nadhori adalah ilmu pengetahuan hasil belajar yang berpusat pada otak atau akal. Ilmu An- Nadhori ini meliputi Ilmu Pengetahuan Agama dan Ilmu Pengetahuan Umum.

Ilmu Al-Kasyfi adalah ilmu yang diperoleh dengan terbukanya hijab (dinding atau tabir), sehingga hati nurani manusia mengetahui rahasia Ilahi, alam ghaib sebagai rahmat dari Allah SWT, setelah dekatnya yang bersangkutan kepada Allah. Menurut bahasa, kasyf berarti terbuka atau tidak tertutup. Ilmu Al- Kasyfi itu berpusat di hati sanubari manusia yang berada di dalam dada. Dikalangan sufi dikatakan bahwa Ilmu An-Nadhori itu adalah ilmu yang dicari, ilmu di permukaan di alam syahadah. Ilmu Al Kasyfi adalah ilmu yang diberi, ilmu karunia Allah SWT Yang Maha Berilmu.


yang telah kami jelaskan mengatakan bahwa wasilah itu adalah sebagaimana firman Allah dalam surat An Nur 24 : 35.

Rasulullah juga selalu berdo'a semoga Allah selalu memberikan Nur atau cahaya kepada beliau antara lain do'a itu artinya, 
"Allahumma ya Allah, berikanlah kepadaku cahaya dan tambahkanlah cahaya itu bagiku. Jadikanlah hatiku bercahaya, kuburku bercahaya, pendengaranku bercahaya, penglihatanku bercahaya, sehingga rambutku, kulitku, dagingku dan tulangku seluruhnya bercahaya.

Firman Allah SWT,
Artinya : Maka siapa saja orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam, lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya (Q.S. Az Zumar 39 : 22). 
Rasulullah memberikan penjelasan kepada orang yang menanyakan apa maksud syaraha dalam ayat itu sebagai berikut,

Artinya : Syaraha itu artinya : sesungguhnya cahaya itu apabila dimasukkan ke dalam lubuk hati sanubari, menjadi lapanglah dadanya dan terbukalah hatinya. 

Sejalan dengan pengertian Nur dari surat Al Anfal 8 : 29, At Thalaq 65 : 2, Az Zumar 39 : 22 adalah pengertian paham tentang agama (Al Anbiya 21 : 79) dan hikmah yaitu ilmu yang berguna (Al Baqarah 2 : 269), dan Al Mutawassimin yaitu orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah (Al Hijr 15 : 75).

Semua ilmu yang datang dari Allah yang berbentuk furqaan, cahaya, jalan keluar, paham dan hikmah diperoleh tanpa melalui belajar. Ilmu ini dinamakan ilmu batin. Sebagaimana sabda Rasulullah saw,

Artinya : Ilmu itu ada dua macam, yaitu suatu ilmu batin di hati dan itulah ilmu yang bermanfaat (yang berguna) dan seterusnya. 

Setiap umat Mukmin dan Muslim sesungguhnya telah memperoleh Ilmu An-Nadhori, Ilmu Kasyfi, cuma tingkatan dan kualitasnya saja yang sangat berbeda antara satu dengan yang lain. Ada tiga tingkatan orang yang mendapat ilmu Al-Kasyfi :

a. Muhadarah. Pada tingkatan ini akal manusia dikendalikan oleh bukti objektif kebendaan (burhan). Oleh sebab itu, tingkatan ini dapat mencapai Ilmul Yaqin yang masih dalam ruang lingkup pemikiran rasional.
b. Mukasyafah. Pada tingkatan ini manusia mampu menerima pengetahuan berdasarkan esplanasi (pencarian penjelasan, bayan). Orang yang mencapai taraf ini akan dapat mencapai 'Ainul Yaqin, yakni pandangan kebenaran objektif yang mengacu pada kebenaran yang mungkin.
c. Musyahadah. Tingkatan ini adalah pengalaman pribadi manusia (makrifat) yang langsung bisa menyaksikan sesuatu hal. Pengalaman pribadi ini, merujuk pada pengalaman batin berkat kedekatannya kepada Tuhan, sehingga dapat terbuka baginya pengetahuan Haqqul Yaqin. Yang terakhir ini adalah bayangan langsung Tuhan dan acapkali disebut juga dengan Al-Mu'ayanah (Ensiklopedi Islam 3, 1994 : 20 - 21).

Untuk mendapatkan kasyf, diri rohani dan diri jasmani seseorang itu harus bersih, dengan mengamalkan syariat agama dengan baik, serta riyadlah dan mujahadah zikir yang sungguh-sungguh dan lestari, sehingga komponen-komponen rohaninya mampu menyimpan Islam (Q.S. Az Zumar 39 : 22), Iman (Q.S. Al Hujurat 49 : 7), makrifat (Q.S. An Najm 53 : 11), tauhid (Q.S. Ali Imran 3 : 190).

Seseorang yang mampu menyimpan komponen-komponen rohani Islam, Iman, makrifat dan tauhid yang demikian inilah, yang dapat memperoleh Ilmu Al-Kasyfi sesuai dengan tingkatnya masing- masing.

Read more »

Kamis, 15 Desember 2011

Kesenian Debus Banten


Sejarah Kesenian Debus
Debus merupakan kesenian asli masyarakat Banten yang diciptakan pada abad ke-16, yaitu tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570), dalam rangka penyebaran agama Islam. Agama Islam diperkenalkan ke Banten oleh Sunan Gunung Jati, salah satu pendiri Kesultanan Cirebon, pada tahun 1520, dalam ekspedisi damainya bersamaan dengan penaklukan Sunda Kelapa. Kemudian, ketika kekuasaan Banten dipegang oleh Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682), debus difokuskan sebagai alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam melawan penjajah Belanda. Apalagi, di masa pemerintahannya tengah terjadi ketegangan dengan kaum pendatang dari Eropa, terutama para pedagang Belanda yang tergabung dalam VOC. Kedatangan kaum kolonialis ini di satu sisi membangkitkan semangat jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata, yaitu terjadinya percampuran akidah dengan tradisi pra-Islam. Hal ini yang terdapat pada kesenian debus.
Bentuk Atraksi Debus
Permainan debus merupakan bentuk kesenian yang dikombinasikan dengan seni tari, seni suara dan seni kebatinan yang bernuansa magis. Kesenian debus biasanya dipertunjukkan sebagai pelengkap upacara adat, atau untuk hiburan masyarakat. Pertunjukan ini dimulai dengan pembukaan (gembung), yaitu pembacaan sholawat atau lantunan puji-pujian kepada Nabi Muhammad, dzikir kepada Allah, diiringi instrumen tabuh selama tiga puluh menit. Acara selanjutnya adalah beluk, yaitu lantunan nyanyian dzikir dengan suara keras, melengking, bersahut-sahutan dengan iringan tetabuhan. Bersamaan dengan beluk, atraksi kekebalan tubuh didemonstrasikan sesuai dengan keinginan pemainnya : menusuk perut dengan gada, tombak atau senjata almadad tanpa luka; mengiris anggota tubuh dengan pisau atau golok; makan api; memasukkan jarum kawat ke dalam lidah, kulit pipi dan anggota tubuh lainnya sampai tebus tanpa mengeluarkan darah; mengiris anggota tubuh sampai terluka dan mengeluarkan darah tapi dapat disembuhkan seketika itu juga hanya dengan mengusapnya; menyiram tubuh dengan air keras sampai pakaian yang dikenakan hancur lumat namun kulitnya tetap utuh. Selain itu, juga ada atraksi menggoreng kerupuk atau telur di atas kepala, membakar tubuh dengan api, menaiki atau menduduki tangga yang disusun dari golok yang sangat tajam, serta bergulingan di atas tumpukan kaca atau beling. Atraksi diakhiri dengan gemrung, yaitu permainan alat-alat musik tetabuhan.
Tokoh Spiritual Debus
Salah satu tokoh spiritual debus asal Banten yang hendak dikemukakan dalam tulisan ini adalah Tubagus Barce Banten atau Abah Barce. Ia cukup dikenal di kalangan penduduk Banten sebagai pemimpin spiritual debus ‘modern’. Konon, ia sanggup menyembuhkan berbagai macam penyakit yang tak dapat disembuhkan dengan pengobatan kedokteran masa kini. Ia juga sering dipanggil sebagai penasihat pribadi masalah-masalah spiritual oleh kalangan elit politis Jakarta.
Abah Barce berperan penting dalam memperkenalkan kesenian debus hingga keluar negeri, seperti Amerika Serikat, Australia, Jerman, Jepang, Malaysia, Spanyol, dan Belanda. Ia mendapat gelar doktor kehormatan dari Universitas Amsterdam pada tahun 1985. Selain itu, ia adalah ketua Perkumpulan Paranormal Indonesia cabang Banten sejak Mei 2003, ketua Perkumpulan Judo-Karate-Silat Banten, dan pendiri Laskar Islam Banten pada tahun 1999.
Menurut Abah Barce, debus tidak ada kaitannya dengan dunia mistis atau magic, tidak seperti anggapan kebanyakan orang selama ini, karena magic itu sama dengan perbuatan syirik (menyekutukan Allah). Ia juga mengatakan bahwa debus digunakan oleh para alim ulama zaman dahulu untuk melawan penjajah.
Kesenian Debus Sebagai Potensi Wisata
Terlepas dari anggapan debus berkaitan erat dengan dunia mistis yang bertentangan dengan Islam, ajaran itu turut berperan dalam sejarah diciptakannya kesenian debus di Indonesia, serta pelaksanaan atraksinya yang dimulai dengan pembacaan doa maupun lantunan sholawat Nabi. Tak dapat disangkal, debus merupakan kesenian tradisional khas Banten yang dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi para wisatawan.
Jadi, mengapa tidak melestarikan dan mengembangkan kesenian debus, yang juga merupakan ciri khas kebudayaan Banten.
Daftar Pustaka
Gautama, Bayu, Dyah Kalsitorini, Mona Melinda. Muda Usia Kaya Pesona : Banten. Surga no.02, 25 Maret – 25 April 2004, Muharram 1425 H

Read more »

Tips sederhana mendeteksi Santet, Menanggulangi dan Menetralisir


“Santet”....Wuihhhh...sebuah kata yang bikin merinding bulu kuduk siapa aja yang mendengarnya, sebuah kata yang masih jadi bahan perdebatan, jadi bahan seminar para intelektual, jadi bahan gosip diwarung2, pos ronda, pojok jalan, sampe pengajian. Semua sibuk mengkaji, membahas dan memperdebatkan. Ada yang pro ada yang kontra, ada yang percaya ada yang nggak, ada yang serius menyimak ada pula yang menganggapnya cuma omong kosong belaka alias sampah.
Masalah kejahatan ilmu hitam spt santet, emang akan terus menjadi polemik yang gak habis2, dibilang ada tapi gak keliatan dan emang secara empiris gak ada bukti, dibilang gak ada juga tapi banyak korban yang berjatuhan, malah yg lebih kontravesial ada yang usul kalo santet dimasukkan kedalam perundang2an dan dimasukkan ke jalur hukum melalui peradilan...hihihi..ini lucu nih mungkin nanti ada UUD Undang-Undang Disantet hehehe...saksi dan terdakwanya Jin hehehe...lucu kali ya dan udah dipastikan dipersidangan nanti gak ada yang nonton..pada takut....

Lalu apa sih santet itu, gimana cara kerjanya...????
Santet adalah bagian dari kejahatan ilmu hitam, yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab (dukun) dengan mahluk halus/Jin sebagai mediator.diliat dari cara kerjanya santet dibagi dua yaitu :

-Dematrialisasi (proses perubahan materi menjadi non materi)
masih ingetkan film Matrix?, ituloh film yang dibintangin Saya...eh salah...maksudnya yang dibintangin Keanu Reeves yang mirip saya...halah ngaku2 aja...sih...
Di Film itu menggambarkan bahwa Semua benda dan mahluk hidup (manusia, hewan, tumbuhan) yang berada didunia sesungguhnya adalah kumpulan partikel2 kecil yang disebut Matrix. ya, memang jasad manusia, hewan (jasad ya bro...bukan roh..) dan semua benda sesungguhnya kumpulan partikel2 kecil yang dipadatkan, dan dengan meminjam rumus Einstein E=MC2 , bahwa benda padat apapun dengan Kepadatan Massa (M) dengan kecepatan yang melebihi kecepatan Cahaya '(C) dapat diurai menjadi partikel2 kecil atau semacam energi yang gak keliatan. Proses perubahan materi menjadi energi yang keliatan alias non materi ini dalam Ilmu Bela diri disebut Dematrialisasi. Dengan prinsip hukum inilah para dukun mengubah materi atau benda apapun seperti Paku, jarum, pecahan kaca, ijuk, rambut atau hal-hal yang lebih seram lagi yang berbau kuburan seperti Pecahan Batu nisan, tanah kuburan, sobekan kain kafan, tali pocongk, dll menjadi non materi atau energi yang gak keliatan.

Cara kerja dematrialisasi ini bisa dengan tenaga dalam, kekuatan bathin atau meminta bantuan mahluk halus/Jin.Kemudian Energi yang gak keliatan ini dimasukkan kedalam minuman atau makanan dalam bentuk “Paket Hemat”, dan paket hemat tsb dikirim ke korban yang juga melalui kurir yang dilakukan oleh Jin juga, hasilnya si korban yang meminum atau memakan paket yang berisi benda2 padat tsb akan kelojotan muntah darah, perut kembung, pendarahan, dll

Ya iyalah...gimana nggak. Lah wong paku atau silet masuk kedalam tubuh orang itu menghambat peredaran darahnya sehingga darah menjadi gak bisa ngalir dan berbalik arah, sistem tubuh jadi kacau dan rusak. Masih syukur jika benda2 itu bisa berubah wujud ke bentuk aslinya, nah kalo nggak, alat2 kedokteran yang paling canggih manapun gak akan bisa mendeteksi kehadiran benda2 tsb hehehehe...masih kalah canggih ama dukun....

- Cara kedua adalah cara langsung, yakni langsung Si Jin lah yang menjdi pemeran utamanya, tanpa harus menggunakan benda2 aneh tsb. Para jin suruhan inilah yang langsung ditugaskan untuk “mengerjai” sang korban, Si Jin itu mengerjai bisa dengan berbagai cara, mengganduli (orang/korban itu spt bongkok, spt menggendong sesuatu yang berat), memeluk, mencekik, menduduki, sehingga korban akan susah bernapas, pusing, badan terasa berat, susah tidur. Dan yang lebih canggih lagi adalah dengan menggunakan aura negatip dari jin itu atau dengan memancarkan gelombang Electro Enchepalo Magnetis yang dipunyai Jin, dengan keberadaan jin yang beraura negatip tsb, si dukun mengirim getaran gelombang yang berbentuk partikel untuk mempengaruhi gelombang otak korban sehingga korban akan sering pusing dan berhalunisasi lalu berteriak2 ketakutan seperti melihat penampakan mahluk yang menakutkan, bukan itu saja dia juga suka mendengar suara2 yang gak jelas, mimpi seram dan buruk, sehingga otak kehilangan kontrol mengakibatkan orang itu menjadi gila, beraktifitas seksual yang menyimpang, emosi gak terkendali hingga bunuh diri. Dikalangan bisnis, cara inilah yang diambil, melalui getaran gelombang energi negatip inilah para jin menghalau para rekan bisnis korban atau customer untuk gak datang membeli atau menolak tawaran bisnis, sehingga usaha yang biasa ramai menjadi sepi atau tender gak dapat2 dan lama kelamaan mengalami kebangkrutan.

Sama seperti sifat Santet yang berbau mistis dan gaib, maka solusi yang ditawarkan untuk menanggulanginyapun selalu bernapas mistis, spiritual dan religius, beberapa cara tsb antara lain;

Tidur Diatas Lantai
Tau nggak, Kenapa semua mahluk halus gak pernah menyentuh bumi? Dia pasti akan melayang sekitar 10-15 cm diatas tanah.
Yap, karena sifat tanah dan api adalah sifat yang berlawanan, konon tanah/bumi mempunyai energi positip, karena itu para lelembut (Jin) gak pernah menginjak tanah akaibat pengaruh tanah terasa panas bagi bangsa mereka. Maka bila ingin terhindar dari kejahatan ilmu hitam spt santet dianjurkan untuk membiasakan tidur di lantai, Ilmu santet yang dilancarkan biasanya berjarak 50 cm diatas tanah., untuk itu bila seseorang tidur diatas tanah akan terhindar dari bahaya santet.

Merang Ketan Hitam
menurut kepercayaan agar terhindar dari kejahatan ilmu hitam adalah dengan cara membawa merang ketan hitam kemanapun anda pergi (Merang = batang pohon yang dikeringkan dan dibakar). Secara spiritual merang ketan hitam memiliki power yang positip yang bisa menteralisir kekuatan ilmu hitam.

Palm Merah
menanam palm merah dihalaman depan rumah merupakan metode lain yang dipercaya bisa menetralisir kekuatan santet, konon palm merah merupakan tanaman yang sangat dimusuhi kaum jin yang beraura negatip

Daun Kelor
Untuk menangkal serangan ilmu hitam yang notabene adalah jin suruhan, maka letakkanlah daun kelor di pintu rumah, aura daun kelor yang berenergi positip memang sangat ditakuti mahluk halus yang beraura negatip

Tumbuhan beraura Positip lainnya
Banyak sekali tumbuhan yang beraura positip kuat sekali yang dipercaya dapat mentralisir aura negatip para mahluk halus jahat, dari ribuan bahkan jutaan tumbuhan yang beraura positip yang kuat, yang paling menonjol adalah Dewandaru, Kalimasada, Bambu kuning (apalagi yang didalamnya terdapat bambu buta atau bambu tidak berongga), pohon kenanga, sirih (apalagi didalamnya ada sirih yang ketemu urat), stigi, mentawa, songgo langit, nogosari, kayu Rau dan Liwung. Tapi sayang kayu2 atau pohon tersebut masih langka dan susah banget ditemukan.

'***

Disamping metode2 tradisional tsb, penanggulangan ilmu hitam juga bisa dilakukan dengan petunjuk2 religi ke-islaman (maap, karena saya muslim maka yang saya ketngahkan yang saya tau menurut ajaran saya) misalkan agar terhindar dari serangan santet disarankan sebelum tidur harus berwudhu, suci lahir bathin, lalu membaca Al ikhlas, al falaq, An nas, ayat kursi. Sudah dipastikan kita akan terhindar dari santet sampe esok pagi.

Sementara itu di kitab surahul aulia, mengisyaratkan kehebatan amalan ayat Lima untuk menangkal semua kejahatan ilmu hitam, karena didalam ayat Lima terdapat sepuluh hurup Kof. Adapun ayat lima itu terdiri dari; Al baqarah ayat 246, Ali Imran ayat 181, An Nisa ayat 77, Al Maidah ayat 27, dan Ar Ra'd ayat 16.
Adalagi di bebagai kitab, yang menyatakan bahwa dengan mengamalkan do'a Nurbuat (nurul nurbuwah) setiap pagi dan sore atau setelah selesai sholat fardhu, maka jin2 yang beraura negatip akan menyingkir menghindar.

Namun yang lebih penting dari semua itu tentunya adalah usaha kita mendeteksi serangan santet sejak dini, Berikut ini adalah tips sederhana untuk mendeteksi serangan ilmu hitam:

Sediakan telur ayam kampung yang masih baru, baskom, kembang setaman, kain mori satu meter dan tongkat kayu sepanjang satu meter.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengisi baskom dengan air lalu masukkan kembang setaman dan telur kedalamnya.

Kedua, dirumah bagian belakang sebelah kiri, bukalah sedikit genting, lalu taruhlah baskom yang sudah berisi air, kembang setaman dan telur dibawah genting itu, baskom diletakan diatas eternit, atau bisa juga diatas lemari pokoknya ditempat yang tinggi, kain mori putih untuk alas baskom tersebut.

Ketiga, memohonlah kepada Allah yang Maha Mengetahui, agar diberi petunjuk yang benar, lalu tinggalkan baskom tersebut, dan biarkanlah selama tujuh hari tujuh malam.
Setelah tujuh hari tujuh malam, ambillah baskom tsb dan bawalah keluar rumah, lalu letakkan di tanah, ambil tongkat kayu dan pukullah telur yang ada dibaskom.
Bila telur masih berupa telur yang terdiri dari putih dan kuningnya, itu pertanda anda hanya sakit biasa, tanpa ada pengaruh ilmu hitam. Tetapi bila telur yang anda pukul tersebut pecah dan dari dalamnya keluar warna merah, itu berarti anda memang terkena serangan ilmu hitam, 

yang perlu diperhatikan, jangan memecah telur dengan tangan, sekali lagi jangan memegang dan memecahkan telur itu dengan tangan, sebab bila telur itu berisi cairan darah atau benda2 lain akan mengakibatkan kondisi anda semakin parah.

Lalu bila baskom terbukti ada santetnya buatlah lubang ditanah dan tanamlah baskom beserta isinya, biar bumi yang menetralisir pengaruh negatip ilmu hitam tersebut.

'***

Santet memang menjadi momok yang menakutkan, karena tak jarang korban mengalami sakit yang begitu menyiksa, sampai ada yang terengut nyawanya dalam hitungan hari, Berikut ini ada seorang Kyai terkenal di kawasan Jawa Timur - Jawa Tengah (maap namanya tidak diberikan, demi privacy dia) untuk menetralisir dan menghilangkan pengaruh dari 3 santet yg ganas dengan ramuan tradisional yang emang banyak tersebar disekitar kita, dan hebatnya lagi dapat dikerjakan sendiri tanpa bantuan paranormal yang bisa menghabiskan uang jutaan untuk upahnya, ramuan ini murah dan sudah banyak terbukti menolong para korbannya. Uniknya ramuan ini campuran bahan tradisional dengan bahan2 kedokteran modern, dia bilang untuk melancarkan peredaran darah dan memulihkan kesehatan korban secara medis. Dia juga bilang bahwa ramuan ini juga pernah diterbitkan di sebuah majalah ibukota beberapa tahun lalu.

Berikut ini santet dan ramuannya untuk menetralisir,

Santet Susuk konde (jawa)
Di Pulau Jawa dikenal berbagai jenis santet yang luar biasa ganas, salah satunya adalah santet susuk konde, yang mampu membuat korbannya selalu mengidap penyakit aneh, jiwanya terganggu bahkan gila, boleh dibilang inilah sebenarnya santet dengan sistem pengendalian pikiran korban secara terpadu, dan jarang sekali ada korban yang bisa disembuhkan apalagi tertolong hidupnya.
Selain santet susuk konde bisa juga santet yang sejenisnya.

Ramuan Minum :
Sediakan sepotong daging kambing kacang tanpa lemak, seekor siput sawah (keong mas) berukuran besar, jahe, lengkuas, segenggam beras merah disangrai, kapulaga dan cengkeh, Kemudian rebus kesemuanya dengan 8 gelas air kelapa dan 3 gelas air perasan parutan bangkuang. Biarkan mendidih dan menjadi sekitar 4 gelas air rebusan yang tersisa.
Siapkan pula 1600 mg N-acetyl-paminophenol (parasetamol), 1500 mg tetra ampicylin, 100 mg saliclat-lamida, 20 mg citurn acyd, 2 butir sacharin dan sejumput garam dapur. Haluskan semuannya hingga menjadi bubuk puyer, lalu bagi menjadi 4 bagian dan bungkus masing2 dengan kertas.
Cara minum, ialah setiap pagi, siang, malam sesudah makan dan menjelang tidur malam. Masing2 sebungkus puyer dan segelas air rebusan ramuan diatas ditambah sesendok makan madu. Kecuali pada saat sesudah minum ketika menjelang tidur, maka harus ditambahkan pula dengan segelas susus murni, ditambah sesendok makan santan kental yang mentah (belum direbus)

Ramuan Cairan pembalur tubuh :
sediakan secukupnya temu jahe emprit (lokal), temu ireng (hitam), sekerat temu kunir (kunyit), Parut kesemuanya, lalu campurkan sejumput ragi tapai halus dan aduk hingga rata, kemudian diamkan dengan cara memeram selama sehari semalam. Sesudahnya masukkan pula beberapa tetes minyak cengkeh dan minyak kayu putih, lalu campur hingga merata. Peras cairannya.
Cara Penggunaannya, ialah dengan membalurkannya ke seluruh tubuh, mulai dari ubun2 kepala hingga ke telapak kaki. Biasanya dibagian yang terkena santet (misal susuk konde) yang disembunyikan, sesaat setelah dilakuakn pembaluran, maka pada bagian tersebut akan mengepulkan asap dan meninggalkan luka bakar kecil. Pembaluran boleh dilakukan berulang2 pada hari2 berikutnya, asalkan luka bakar bekas lepasnya sebagian santet terdahulu telah mengering.


Teluh pelesit matimang (kalimantan)
Santet jenis ini terkenal sangat ganas bagi masyarakat dayak di kalimantan, sebab biasanya korbannya tidak tertolong selewat 40 hari, bahkan banyak yang meninggal dunia akibat santet ini hanya dalam waktu seminggu saja. Untuk menetralisir sekaligus menyembuhkan korban, Pak kyai itu memberikan resep sbb,

Ramuan minum :
sediakan sebonggol rebung bambu buluh, rendam selama sehari semalam dalam air kapur sirih yang sudah ditaburi segenggam garam, temulawak, daun cemara kipas (wangi), sereh dan daun salam. Rebus kesemuanya dengan 8 gelas air kelapa, segelas santan kental dan 2 gelas air perasan parutan labu siam. Biarkan mendidih dan menjadi sekitar 4 gelas air rebusan yang tersisa.
Siapkan pula 2000 mg N-acetyl-paminophenol (parasetamol), 80 mg saliclat-lamida, 20 mg citurn acyd, 20 mg amonium benzoate, 80 mg vitamin B-complexe, sebutir sacharine, sejumput garam dan sejumput tepung ketan hitam. Haluskan semuanya hingga menjadi bubuk puyer, lalu bagi menjadi 4 bagian dan bungkus masing2 dengan kertas.
Car minum, ialah setipa pagi, siang, malam sesudah makan dan menjelang tidur malam. Masing2 sebungkus puyer dan segelas air rebusan ramuan diatas ditambah sesendok makan madu. Kecuali pada saat menjelang tidur malam, ditambah kuning telor sebutir ayam kampung (lokal) dikocok bersama air rebusan ramuan

Ramuan Cairan Pembalur tubuh
sediakan secukupnya temu ireng (hitam), temu kunci, sejumput jinten hitam-ketumbar-kapulaga-pala disangrai dan dihaluskan. Temu ireng dan temu kunci diparut. Peras air jeruk nipis, sejumput tepung beras dan tepung labla (sagu kawung), sejumput ragi tapai dihaluskan. Campurkan kesemuanya hingga rata. Lalu masukkan sejumput ragi tapai dimaksud, diamkan selama beberapa jam dengan cara memeramnya. Lalu tambahkan sejumput baking soda powder kedalamnya. Setelah busa yang ditimbulkannya habis, tambahkan pula kedalamnya sesendok makan santan kental yang diperoleh dari kelapa cangkir gading (kuning) dan sejumput garam serta sedikit kapur sirih, campur kembali hingga rata, lalu peras airnya.
Cara penggunaannya sama, ialah dengan membalurkannya pada seluruh tubuh, mulai bagian ubun2 kepala hingga telapak kaki. Dan biasanya dimana kekuatan santet matimang ini disembunyikan, maka pada bagian tersebut akan terasa bagai kesemutan disertai denyut2 kejutan dan akan memerah kulitnya, yakni sesaat setelah dilakuakn pembaluran. Tentu saja pembaluran inipun harus dilakukan berulang2 dalam sehari selam dua atau tiga hari, sampai si korban bebas dari pengaruh santet tersebut.

Buhul Cacing Abin (Sumatera)
Santet ini tidak asing lagi keganasannya dan sangat terkenal bagi penduduk pulau sumatera, sebab si korban bisa menderita berbagai penyakit aneh, akibat sebagian urat syaraf motor reflesif utama yang terdapat di tulang belakang bagian punggungnya dikuasai oleh pengaruh gaib ilmu hitam tsb. Bahkan bilamana terlambat mendapatkan pertolongan, maka akan berakibat fatal, Yaitu kematian setelah menderita beberapa waktu lamanya.
Tidak hanya santet Buhul Cacing abin saja, Bisa juga ramuan ini untuk santet khususnya yang terasa sakit di bagian punggung belakang.

Ramuan minum:
sediakan sepotong daging kerbau bagain paha, sepotong daging sapi bagian paha, kesemuanya tanpa lemak, Lalu sediakan pula secukupnya daun bambu kuning, dan daun bayam duri (bayam liar), bawang merah dan kapulaga. Kemudian rebus kesemuanya dengan 8 gelas air kelapa dan 3 gela air perasan parutan wortel. Biarkan mendidih dan menjadi 4 gelas air rebusan yang tersisa.
Siapkan pula 2000 mg N-acetyl-paminophenol (parasetamol), sebutir sacharin, 100 mg citrun-acyd dan sejumput garam dapur. Haluskan kesemuanya hingga menjadi bubuk puyer, lalu bagi menjadi 4 bagian dan bungkus masing2 dengan kertas.
Cara minumnya adalah setiapa pagi, siang, malam sesudah makan, dan mejelang tidur malam. Masing2 sebungkus puyer dan segelas air rebusan ramuan diatas ditambah sesendok madu.

Ramuan minyak urut
Sediakan sebonggol umbi akar, tunas anak pisang saba, lalu parut dan peras airnya. Haluskan sejumput jinten hitam Rendam bubuk jinten hitam dalam air perasan umbi anak pisang saba selama beberapa jam. Kemudian tumis air perasan itu dalam setengah gelas minyak kelapa hijau, hingga kesemuanya menjadi minyak pekat, lalu tambahkan secukupnya minyak sereh, minyak kemiri dan minyak pepermint. Cara pemakaian digosokkan pada bagian punggung bagian bawah setiap saat, terutama sehabis mandi. Bangun tidur, maupun ketika hendak berangkat tidur baik siang maupun malam.

'***

Ya santet emang ada dan akan tetap selalu ada, sampai kapanpun.
Ada satu cara yang ampuh, yang bila kita lakukan, insya Allah, kita dan keluarga kita akan terhindar selamanya dari serangan santet. Yakni kita senantiasa waspada dan eling, Artinya dengan meningkatkan iman dan taqwa kita akan senantiasa mendapat perlindungan keselamatan dari Allah SWT, kedua, hendaknya kita senantiasa berusaha menjga sikap dan prilaku kita, baik dan ramah kepada siapapun, menghidari permusuhan, tolong menolong,

Terakhir, apapun yang akan kita lakukan, apapun yang kita kerjakan, gak akan berarti bila gak ada dukungan dari yang kuasa, sesungguhnya ilmu hebat apapun yanga ada didunia ini dan kekuatan sebesar apapun yang dipunya manusia dan jin, gak ada apa2 dibanding Tuhan. “We are nothing...nothing...without support of God”, jadi ketika kita melakukan pengobatan apapun bentuknya usahakan...sekali lagi usahakan... mintalah pertolongan Tuhan, mintalah dukungan dari Nya, mudah2an semua yang kita lakukan di ridhoi dan si korban dapat disembuhkan. Semoga......

"dari berbagai sumber"

Read more »

Selasa, 13 Desember 2011

Hikayat Tanjung Lesung (Cerita Rakyat Banten)


SYAHDAN, pada zaman dahulu kala ada seorang pengembara dari Laut Selatan bernama Raden Budog. Suatu hari, setelah lelah bermain di tepi pantai, Raden Budog beristirahat di bawah pohon ketapang laut. Angin semilir sejuk membuat Raden Budog terlena. Perlahan matanya terpejam. Dalam tidumya Raden Budog bermimpi mengembara ke utara dan bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik. Hati Raden Budog terpesona oleh kecantikannya. Tanpa disadarinya, kakinya melangkah mendekati gadis itu yang tersenyum manis kepadanya. Dilihatnya tangan gadis itu diulurkan kepadanya. Raden Budog pun mengulurkan tangannya hendak menyambut uluran tangan gadis itu. Tapi betapa terkejutnya dia... seranting kering pohon ketapang mengenal dahinya. Raden Budog terperanjat dan terbangun dari tidurnya. Dengan perasaan kesal diraihnya ranting itu dan dibantingnya keras-keras. "Ranting keparat!" gerutunya. "Kalau ranting itu tidak jatuh maka aku bisa menikmati mimpi indahku."

Berhari-hari bayangan mimpi itu tidak pernah bisa hilang dari ingatan Raden Budog. Lalu diputuskannya bahwa dia akan pergi mengembara. Raden Budog pun segera menyiapkan perbekalan untuk pengembaraannya. "Cek...cek...cek..., kita akan mengembara, sayang," kata Raden Budog mengelus-elus anjing kesayangannya yang melonjak-lonjak dan menggonggong gembira seolah mengerti ajakan tuannya.

Raden Budog lalu menghampiri kuda kesayangannya. "Kita akan mengembara jauh, sayang. Bersiap-siaplah." Raden Budog membelai-belai kudanya yang meringkik gembira. Kemudian Raden Budog menyiapkan golok dan batu asah yang selalu dibawanya ke mana saja dia mengembara.

Setelah semuanya dirasa siap, Raden Budog segera menunggang kuda kesayangannya, berjalan ke arah utara. Di pinggangnya terselip golok panjang yang membuatnya tampak gagah dan perkasa. Sedangkan tas anyaman dari kulit terep berisi persediaan makanan, terselempang di bahunya. Sementara itu anjing kesayangannya berjalan di depan, mengendus-endus mencari jalan bagi tuannya. Anjing itu kadang menggonggong menghalau bahaya yang mengancam tuannya.

Lima hari perjalanan telah ditempuhnya. Walaupun begitu Raden Budog belum juga mau turun dari kudanya. Dia juga tidak menyadari badannya sudah lemah karena perutnya kosong, begitu pula kudanya. Pikirannya cuma terbayang-bayang pada mimpinya di tepi pantai itu. "Kapan dan di mana aku bisa bertemu gadis itu?" gumamnya dalam hati.

Raden Budog terus memacu kudanya menapaki jalan-jalan terjal dan mendaki hingga tiba di Gunung Walang yang sekarang ini menjadi kampung Cimahpar. Tiba-tiba kudanya roboh. Raden Budog terperanjat, mencoba menguasai keseimbangannya. Namun Budog terperanjat, mencoba menguasai keseimbangannya. Namun karena sudah sama-sama lemah, Raden Budog dari kudanIva berguling-guling di lereng gunung. Anjing kesayangannya menggonggong cemas meningkahi ringkik kuda. Raden Budog segera bangun, sekujur badannya terasa lemah dan nyeri.

Sejenak Raden Budog istirahat di Gunung Walang. Dia membuka bekalnya dari makan dengan lahap. Sementara itu kudanya mencari rumput segar sedangkan anjingnya berlarian kian kemari memburu mangsanya, seekor burung gemak yang berjalan di semak-semak.

"Ayo kita berangkat lagi!" Raden Budog berteriak memanggil kuda dan anjingnya. Namun dilihatnya pelana kuda itu ternyata telah robek. Dengan terpaksa Raden Budog menanggalkan pelana itu dan memutuskan untuk meneruskan perjalanannya dengan berjalan kaki karena dia tidak biasa menunggang kuda tanpa pelana. Mereka terus rnelangkah hingga tibalah di suatu tempat yang tinggi. Tali Alas namanya yang sekarang disebut Pilar. Dari tempat inilah Raden Budog dapat melihat laut yang biru membentang dengan pantainya yang indah.

Raden Budog kemudian melanjutkan perjalanan ke pantai Cawar. Begitu sampai di pantai yang indah itu Raden Budog segera berlari dan terjun ke laut, berenang-renang gembira. Perjalanan yang begitu melelahkan Iitu seolah lenyap oleh segarnya air pantai Cawar. Di muara sungai Raden Budog membilas tubuhnya. lalu dicarinva kuda dan anjing kesayangannya untuk meneruskan pengembaraan.

"Ayo kita berangkat lagi!" seru Raden Budog ketika dilihatnya kuda dan anjing kesayangannya itu sedang duduk di tepi pantai.

Tidak seperti biasanya, kuda dan anjing kesayangannya itu diam saja seolah tak perduli ajakan tuannya. Raden Budog merasa heran. "Cepat berdiri! Ayo kita berangkat"' Seru Raden Budog lagi.

Tapi kedua binatang itu tetap duduk saja, tak bergerak sedikit pun. Anjing dan kuda itu tampak sangat kelelahan setelah menempuh perjalanan panjang, sehingga sekadar untuk berdiri pun tak sanggup lagi.

"Aku harus segera menemukan gadis pujaanku. Kalau kalian tidak mau menuruti perintahku dan tetap diam seperti karang, akan kutinggalkan kalian di sini!" teriak Raden Budog sambil meneruskan perjalanan, meninggalkan anjing dan kuda kesayangannya. Namun kedua binatang itu tetap tidak bergeming dan menjelma menjadi karang. Sampai sekarang di pantai Cawar terdapat karang yang menyerupai kuda dan anjing sehingga disebut Karang Kuda dan Karang Anjing.

Maka Raden Budog melanjutkan pengembaraannya seorang diri. Dalam benaknya telah ada kesayangan lain yang ingin segera ditemukannya. Gadis pujaan yang muncul dalam mimpinya itu benar-benar memenuhi benaknya, sehingga goloknya pun tertinggal di Batu Cawar. Kini Raden Budog hanya membawa tas dari kulit terep beserta batu asah di dalamnya. Sesampainya di Legon Waru, Raden Budog kembali merasakan kelelahan. Sendi-sendi tubuhnya terasa lunglai. Tapi Raden Budog tidak ingin beristirahat barang sebentar. Dia terus mencoba melangkah dengan sisa tenaganya.

"Benda ini rasanya sudah tak berguna, hanya memberati pundakku saja. Lebih baik kutinggalkan saja di sini," gumam Raden Budog. Diambilnya batu asah itu dari dalam tasnya dan diletakkannya di tepi jalan. "Biarlah batu ini menjadi kenangan," gumamnya lagi. Demikiamah, sampai saat ini di Legon Waru terdapat sebuah karang yang dikenal dengan Karang Pengasahan.

Berhari-hari Raden Budog terus mengembara menyusuri pesisir pantai. Wajah gadis yang menghiasi mimpinya memenuhi pikirannya sepanjang perjalanan, menyalakan semangat dalam dadanya. Rasa bosan, lelah dan letih tak dihiraukannya. Juga pakaiannya yang mulai lusuh dan badannya yang berdebu. Suatu ketika hujan turun dengan derasnya, Raden Budog berlindung di bawah pohon. Dari balik pasir, tiba-tiba berhamburan penyu-penyu besar dan kecil menuju laut. Penyu-penyu itu seakan gembira menyambut datangnya air hujan. Tempat itu kini dikenal dengan nama Cipenyu. Sesaat kemudian Raden Budog melanjutkan perjalanannya setelah mengambil daun pohon langkap yang dijadikannya sebagai payung agar tidak kehujanan.

Namun hujan terus melebat, tidak ada pertanda akan reda. Mendung tampak semakin menghitam dan bergerak dari selatan menuju utara. "Mudah-mudahan ada gua di sekitar sini. Aku harus berlindung dan beristirahat sejenak," gumam Raden Budog. Dan betapa gembiranya Raden Budog ketika dilihatnya sebuah bukit karang yang menjorok. Raden Budog pun mempercepat langkah dan masuk ke dalam gua. Ditutupnya pintu gua dengan daun langkap sehingga gua itu pun menjadi gelap gulita.

Beberapa saat Raden Budog beristirahat melepas lelah sambil menunggu hujan reda. Tapi Raden Budog merasa tidak nyaman berada dalam gua yang gelap gulita itu. Dibukanya daun langkap yang menutupi pintu gua. Seberkas sinar menerobos masuk. Ternyata hujan telah reda. Raden Budog pun keluar dan ditutupnya kembali mulut gua itu dengan daun langkap. Sampai saat ini pintu gua itu tetap tertutup daun langkap yang membatu dari dikenal dengan nama Karang Meumpeuk.

Tidak jauh dari Karang Meumpeuk, tibalah Raden Budog pada sebuah muara sungai yang airnya sangat deras. Hujan yang baru saja turun memang sangat lebat, sehingga tidak mengherankan jika sungai-sungai menjadi banjir. Raden Budog terpaksa menghentikan perjalanannya dan duduk di atas batu memandangi air sungai yang meluap. Sayup-sayup terdengar bunyi lesung dari seberang sungai. Hati Raden Budog berdebar dipenuhi rasa sukacita. Dia merasa yakin, di seberang sungai terdapat kampung tempat tinggal gadis pujaannya yang selama ini dia cari. "Dasar kali banjir!" gerutu Raden Budog tak sabar menunggu banjir surut. Tempat ini sampai sekarang terkenal dengan Kali Caah yang berarti kali banjir.

Karena sudah tidak dapat menahan sabar, akhirnya Raden Budog menyeberangi sungai itu walaupun dengan susah payah dan dengan mengerahkan seluruh tenaganya. Di pitltu masuk kampung, Raden Budog beristirahat, rnengitarkan pandang ke arah kampung. Hatinya mulai merasa tenang karena merasa akan segera bertemu dengan gadis yang dimimpikannya.

Di kampung itu tinggallah seorang janda bernama Nyi Siti yang memiliki seorang anak gadis yang sangat cantik. Sri Poh Haci namanya. Setiap hari Dri Poh Haci membantu ibunya mnumbuk padi menggunakan lesung yang dipukul-pukulnya itu menimbulkan suara yang sangat merdu dan indah. Oleh sebab itu, setiap kali selesai menumbuk padi, Sri Poh Haci tidak segera berhenti, tapi terus memukul-mukul lesung itu hingga terangkatlah nada yang merdu dan enak didengar. Dimulai dari sinilah akhirny banyak gadis kampung yang berdatangan ke rumah Nyi Siti untuk ikut memukul lesung bersama Nyi Poh Haci.

Kebiasaan memukul lesung akhirnya menjadi tradisi kampung itu. Sri Poh Haci merasa gembira dapat menghimpun gadis-gadis kampung bermain lesung. Permainan ini oleh Sri Poh Haci diberi nama Ngagondang, yang kemudian dijadikan acara rutin setiap akan menanam padi. Tapi pada setiap hari Jum’at dilarang membunyikan lesung, karena hari Jum’at adalah hari yang keramat bagi kampung itu.

Raden Budog yang sedang beristirahat di pintu masuk kampung kembali mendengar bunyi lesung yang mengalun merdu. Kemudian dia berdiri dan melangkahkan kaki menuju ke arah sumber bunyi-buny'in itu. Bunyi lesung terdengar semakin keras. Di dekat sebuah rumah, dilihatnya gadis-gadis kampung sedang bermain lesung. Tangan mereka begitu lincah dan trampil mengayunkan alu ke lesung, membentuk nada-nada mempesona. Tapi yang lebih mempesonakan Raden Budog adalah seorang gadis semampai yang cantik jelita. Gadis itu mengayunkan tangannya sekaligus memberi aba-aba pada gadis-gadis lain. Rupanya gadis itu adalah pemimpin dari kelompok gadis-gadis yang sedang bermain lesung itu.

Merasa ada yang memperhatikan, gadis itu, Sri Poh Haci, memberikan syarat kepada gadis-gadis lainnya untuk menghentikan permainan. Gadis-gadis itu pun bergegas pulang ke rumah masing-masing. Begitu pula Sri Poh Haci. Di dalam rumah, ibunya bertanya kepada Sri Poh Haci, mengapa permainannya hanya sebentar. Sri Poh Haci lalu menceritakan bahwa di luar ada seorang lelaki tampan yang belum pernah dilihatnya. "Laki-laki itu memperhatikanku terus. Aku jadi malu, Bu," kata Sri Poh Haci.

Sesaat kemudian, terdengar suara ketukan pintu.

"Sampurasun."

"Rampes," jawab Nyi Siti seraya berjalan menuju pintu dan membukanya perlahan. Dilihatnya seorang pemuda yang gagah lagi tampan berdiri di depan pintu.

Belum sempat Nyi Siti berbicara, pemuda itu sudah mendahului membuka suara. "Maaf mengganggu. Bolehkah saya menginap di rumah ini?"

Nyi Siti tentu saja kaget mendengar permintaan dari orang yang tak dikenalnya. "Kisanak ini siapa? Dari mana asalnya? Mengapa pula hendak menginap di sini? Saya belum kenal dengan Kisanak," kata Nyi Siti.

"Oh, ya. Maaf, saya belum memperkenalkan diri. Nama saya Raden Budog. Saya seorang pengembara. Saya tak punya tempat tinggal. Kebetulan saya sampai di kampung ini, dan kalau diperbolehkan saya ingin menginap di sini," jelas Raden Budog.

"Maaf, Kisanak. Saya seorang janda dan tinggal dengan anak perempuan saya satu-satunya. Saya tidak berani menerima tamu laki-laki, apalagi sampai menginap," jawab Nyi Siti dengan tegas dan segera menutup pintu.
Hari sudah mulai gelap. Raden Budog yang merasa kesal oleh kejadian yang baru saja dialaminya berjalan menuju bale-bale bambu di dekat rumah Nyi Siti. Dia merebahkan tubuhnya dan segera tertidur pulas. Dia pun bermimpi diijinkan menginap di rumah itu. Bukan oleh Nyi Siti yang menyebalkan itu, tapi oleh seorang gadis cantik yang dia temui dalam mimpinya di pantai selatan, gadis yang tadi dilihatnya sedang bermain gondang. Ah, betapa senangnya hati Raden Budog.

Namun waktu begitu cepat berlalu. Matahari mulai muncul di ufuk timur. Raden Budog terbangun, mengusap-usap matanya yang masih mengantuk. Hidungnya mencium wangi kopi yang menyegarkan. Kemudian dilihatnya seorang gadis cantik menyuguhkan segelas kopi di sampingnya.

"Minum dulu kopinya, Raden," kata gadis itu.

"Kamu siapa? Dari mana kamu tahu namaku?" tanya Raden Budog, walau sesungguhnya dia tahu bahwa gadis itu pastilah anak Nyi Siti.

"Namaku Sri Poh Haci, anak Nyi Siti.”

Hari berganti hari. Kedua insan itu pun jatuh cinta. Nyi Siti sebenarnya tidak setuju bila anaknya dipinang oleh orang yang tidak diketahui asal-usulnya, apalagi orang itu kelihatan keras kepala. Tapi Nyi Siti juga tidak ingin mengecewakan hati Sri Poh Haci, anaknya yang semata wayang itu. Akhirnya Raden Budog menikah dengan Sri Poh Haci. Kesenangan Sri Poh Haci menabuh lesung tetap dilanjutkan bersama gadis-gadis kampung. Bahkan Raden Budog sendiri menjadi sangat mencintai bunyi lesung dan turut memainkannya. Hingga suatu ketika, terjadilah peristiwa yang tidak diinginkan sama sekali oleh penduduk kampung itu. Karena sangat senangnya terhadap bunyi lesung, Raden Budog yang keras kepala itu setiap hari tidak mau berhenti menabuh lesung.

Hari itu hari Jum'at. Raden Budog kembali hendak menabuh lesung. Para tetua kampung memperingatkan dan melarang Raden Budog. Tapi Raden Budog tidak perduli dan tetap menabuh lesung. Dengan hati girang dan bersemangat, Raden Budog terus menabuh lesung seraya melompat-lompat kian kemari.

"Lihat, lihat! Ada lutung memukul lesung! Ada lutung memukul lesung!" Penduduk kampung berteriak-teriak melihat seekor lutung sedang memukul-mukul lesung.

Raden Budog terperanjat mendengar teriakan-teriakan Itu. Dia melihat ke sekujur tubuhnya. Betapa kagetnya dia setelah melihat tangarnnya penuh bulu. Begitu pula kakinya. Dirabanya mukanya yang juga telah ditumbuhi bulu. Raden Budog pun lari terbirit-birit masuk ke dalam hutan di pinggir kampung itu. Raden Budog menjadi lutung. Penduduk kampung itu menamainya Lutung Kesarung.

Sri Poh Haci sangat malu dengan kejadian itu. Diam-diam dia pergi meninggalkan kampung. Konon Sri Poh Haci menjelma menjadi Dewi Padi. Demikianlah ceritanya, kampung itu pun terkenal dengan sebutan Kampung Lesung dan karena letaknya di sebuah tanjung, orang-orang kemudian menyebutnya Tanjung Lesung.

Read more »

Kerajaan Salakanagara


Kesejarahan Indonesia mempunyai banyak sisi yang belum di eksplorasi, termasuk penelusuran berbagai kerajaan yang pernah ada di nusantara. Selama ini, proses mencari jejak kerajaan-kerajaan di nusantara banyak menghasilkan informasi baik yang lama maupun yang baru; bahkan tidak jarang menimbulkan pertanyaan yang menggugah keinginan untuk menggali serta menemukan bukti historis yang bisa melengkapi mata rantai kesejarahan nusantara.

Kerajaan Salaka Nagara merupakan salah satu mata rantai kerajaan di nusantara. Penelusuran jejak Salaka Nagara pernah dilakukan berbagai pihak dan dari berbagai perspektif – seperti yang dapat di baca pada artikel ini. Keberadaan kerajaan ini pernah tercatat di tahun 150 oleh seorang ahli ilmu bumi Yunani, Claudius Ptolemaeus dalam bukunya Geographike Hypergesis. Ptolemaeus menyebutnya sebagai Argyre, atau perak yang terletak di ujung barat Pulau Iabadious (Dalam mitologi Roma dan Yunani, Argyre dikatakan mythical island of silver ). Nama Iabadiou disamakan dengan nama dalam bahasa sansekerta, Yawadwipa, yang artinya Pulau Jelai atau Pulau Jawa.

Hingga kini, terbatasnya informasi mengenai Salaka Nagara menimbulkan berbagai pertanyaan yang hanya bisa di jawab dengan terus melakukan penggalian sejarah, mencari kaitan-kaitan historis yang akhirnya bisa semakin memperjelas latar belakang kerajaan Salaka Nagara ini. 

LOKASI

Kerajaan ini berada di wilayah Pandeglang yang kini bagian dari Propinsi Banten yang dulunya merupakan kerajaan yang sangat besar bernama Kerajaan Gilingaya, atau Salaka Nagara. Menurut naskah “Pustaka Rayja-rayja I Bhumi Nusantara”, Salaka Nagara di dirikan tahun 52 Saka, atau 130/131 Masehi (2). Lokasi di perkirakan ada di Teluk Lada, kota Pandeglang, kota yang terkenal hasil logamnya. Di kabupaten Lebak dan Pandeglang serta Serang memang sejak dulu terkenal dengan tambang logam mulia. Sementara wilayah Cikotok dan sekitarnya sejak jaman penjajahan Belanda sudah menjadi wilayah pertambangan emas dan bahan galian lain seperti perak. Di sana juga di temukan bahan galian logam seperti galena (biji timah hitam /Pb), serta berbagai bahan non-logam seperti andesit, basalt, tras, zeolit, feldspar, bentonit, pasir kuarsa, batu sempur, batu mulia dan batubara, serta minyak bumi dan gas di daerah Ujung Kulon. Tidak mengherankan jika sejak jaman dulu Salaka Nagara sudah di kenal sebagai Negeri Perak karena hasil buminya.

Perjalanan sejarah kerajaan Salaka Nagara memiliki riwayat perjalanan yang cukup panjang. Ada sumber yang mengatakan bahwa Salaka Nagara, atau nama lainnya Gilingaya sudah ada sejak jaman Kala Brawa (1). Nama Salaka Nagara juga muncul pada penelitian sejarah kerajaan awal nusantara (2), dan di sebut sebagai cikal bakal kerajaan Tarumanegara. (2)

KERAJAAN GILINGAYA atau SALAKA NAGARA

Pendiri Kerajaan Gilingaya adalah Sang Prabu Budawaka yang merupakan titisan dari Sang Hyang Batara Ismaya. Setelah masanya berakhir, Sang Prabu Budawaka moksa di Gunung Karang di candi yang berada diatas Gunung Karang di daerah Watu Lawang.

Setelah itu dilanjutkan oleh Sang Prabu Bramakadi yang merupakan titisan dari Sang Hyang Batara

Brama. Setelah lengser keprabon, sang prabu menjadi pertapa di puncak Gunung Krakatau dan digantikan oleh putranya yang bernama Sang Prabu Dewaesa yang merupakan titisan dari Sang Hyang Batara Bayu. Prabu Dewaesa adalah raja terakhir dari Kerajaan Gilingaya ketika keraton tersebut masih menjadi pusat kerajaan. Karena sesudah sang prabu dan ayahandanya – Prabu Bramakadi moksha, terjadi goncangan alam yang sangat besar, sehingga mayoritas bumi terendam air. Air baru surut pada masa akhir Kerajaan Medang Galungan di Kuningan saat di perintah oleh Prabu Satmata. Kerajaan Gilingaya yang menguasai jagad pada jaman Kala Brawa di jaman besar Kali Tirtha, di kenal juga dengan nama Salakanagri atau Salaka Nagara. Setelah surut dari kerjaan induk, sampai di jaman masa surutnya Majapahit, tetap bernama Gilingaya atau Salaka Nagara, tetapi statusnya sudah menjadi Kadipaten. (1) 

Perjalanan Salaka Nagara dari masa ke masa selanjutnya mengalami pasang surut sejalan dengan berkembangnya kerajaan-kerajaan lain di nusantara. Mengingat bahwa kerajaan ini termasuk yang tertua di nusantara, maka hingga kini belum banyak penemuan yang bisa mengungkapkan secara lebih jelas lagi tentang Salaka Nagara. Namun demikian di tahun 1677, Pangeran Wangsakerta – salah satu anggota keluarga Keraton Cirebon bersama-sama dengan tim nya, menyusun naskah Pustaka Rajya Rajya Bhumi Nusantara yang menjelaskan sejarah kepulauan nusantara, Pulau Jawa dan Tatar Sunda. Dalam salah satu naskah itu lah nama Salaka Nagara muncul dan disebut sebagai cikal bakal kerajaan Tarumanegara.

CIKAL BAKAL TARUMANEGARA

Dalam naskah Wangsakerta, diceritakan bahwa Salaka Nagara merupakan sebuah wilayah di Teluk Lada. Masyarakat Salaka Nagara di masa itu memiliki sistem religi Pitarapuja, atau pemujaan roh leluhur dan Aki Tirem adalah tokoh pemimpin masyarakatnya. Di katakana pula, Dewawarman – yang kelak menjadi Raja Salaka Nagara, adalah seorang duta keliling, pedagang dan perantau dari India yang tiba di Teluk Lada hingga menetap dengan Dewi Pwahaci Larasati, putri Aki Tirem, sang penguasa setempat. 

Hubungan antara Aki Tirem dengan Demawarman sudah terjalin jauh sebelum Demawaman menetap di Teluk Lada. Mereka berdua telah bekerja sama mengatasi perompak yang mengganggu wilayah sekitar perairan Salaka Nagara dan sekitarnya. Aki Tirem mempunyai putri yang kemudian di nikahkan dengan Demawaman. Kelak Aki Tirem menyerahkan kekuasaan pada Demawarman.

Kerajaan Salaka Nagara baru berdiri setelah meninggalnya Aki Tirem, yakni pada kisaran tahun 130 Masehi. Demawarman mendirikan kerajaan Salaka Nagara dengan ibu kota Rajatapura dan menjadi Raja Salaka Nagara pertama, bergelar Prabu Dharmaloka Demawarman Aji Raksa Gapura Sagara. Wilayah-wilayah di sekitarnya menjadi daerah kekuasaan Raja Dermawarman, termasuk kerajaan Agnynusa (Negeri Api) di Pulau Krakatau. Jaman sekarang ini wilayah kuno Salaka Nagara mencakup Banten, Jawa Barat bagian barat, pesisir Jawa Barat, Nusa Mandala atau Pulau Sangiang dan pesisir Sumatera bagian selatan. Demawarman membuka hubungan diplomatic dengan Cina dan India; dan ketika kerajaan itu menggalang kerja sama mengatasi gangguan perompak, termasuk para perompak dari Cina.

Raja Dewawarman I berkuasa selama 38 tahun, dan pada kisaran tahun 168 masehi di gantikan puteranya Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra. Senapati Bahadur harigana Jayasakti, adik Prabu Dewawarman I menjadi raja di daerah Mandala Ujung Kulon. Sedangkan Sweta Liman Sakti, adiknya yang lain dijadikan raja di daerah Cianjur selatan

Tahun 363 M (akhir Kerajaan Salaka Nagara)

Kerajaan Salaka Nagara hanya sampai + tahun 363 dengan Prabu Dharmawirya sebagai Prabu Dewawarman VIII / terakhir karena Salaka Nagara sudah menjadi bagian dari wilayah Kerajaan Tarumanegara. Kehidupan masyarakat Salaka Nagara sangat harmonis, makmur dan sentosa, perekonomian berjalan baik.

Prabu Darmawirya Dewawarman VIII, mempunyai menantu Jayasinghawarman, seorang maharesi dari Calankayana di India. Jayasanghawarman mengungsi ke Nusantara setelah daerahnya di serang Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Maurya. Setelah Jayasinghawarman mendirikan Kerajaan Tarumanagara, pusat pemerintahan beralhi dari Rajatapura ke Tarumanagara, dan setelah itu Salaka Nagara statusnya berubah menjadi Kerajaan Daerah. Hingga saat ini, belum di temukan prasasti atau bukti sejarah yang bisa membuktikan keberadaan Kerajaan Salaka Nagara sebelum era Tarumanagara ini. Oleh karena itu, hingga kini banyak pihak masih meragukan dan memperdebatkan soal Kerajaan Salaka Nagara sebagai cikal bakal Tarumanagara. (2)

Peninggalan Salaka Nagara

Posisi Kerajaan Gilingaya kira-kira terdapat di kecamatan Mandalawangi yang di kelilingi oleh 4 (empat) gunung, yakni Gunung Pulosari (stratovolcano), Gunung Karang (stratovolvano) dan Gunung Aseupan, serta Gunung Parakasak (volcano). Oleh karena itu beberapa peninggalan dapat di jumpai lokasi sekitar bekas kerajaan Salaka Nagara. Beberapa literatur penelitian ( (Yoseph Iskandar , 1997, Sejarah Jawa Barat), Ayat Rohaedi,2005,Sundakala : Cuplikan Sejarah Sunda berdasarkan naskah-naskah “Panita Wangsakerta” Cirebon) mengungkap adanya bukti-bukti peninggalan kerajaan, tersebar di sekitar Gunung Pulosari dan Pulau Panaitan.

Berdasarkan naskah Pustaka Raja Raja I Bhumi Nusantara, situs Cihunjuran adalah salah satu bukti peninggalan kerajaan Salaka Nagara. Ada pula batu menhir dan dolmen yang oleh masyarakat setempat di sebut Batu Alami. Ada pula batu berlubang, pada jaman itu digunakan sebagai tempat membuat ramuan obat-obatan. 

Situs Batu Goong Citaman, Batu goong, peninggalan megalitik Salaka Nagara bentuknya menhir yang di kelilingi batu-batu berbentuk gamelan atau gong dan batu pelinggih. Situs ini terletak di atas bukit tidak jauh dari pemandian Citaman. (3)

Konon, situs citaman dulunya adalah situs tempat Sang Prabu Budawaka menerima wahyu sehingga dibangun menjadi Taman Punakawan, karena di situ tempat beliau bertemu untuk pertama kalinya dengan Ki Lurah Semar yang waktu itu bernama Ki Lurah Lengser. (1) 



Situs Batu Ranjang, salah satu peninggalan yang masih terletak di kawasan Pulosari. Bentuknya rata di bagian atas sehingga disebut batu ranjang. Batu yang di perkirakan dari jaman logam, diperkuat dengan 4 tiang penyangga yang berukir (3). Konon kabarnya, dahulu Situs Batu Ranjang merupakan situs dari pesanggrahan Sang Prabu Dewaesa saat memanggil Pangeran Makukuhan dan menobatkan Pangeran Makukuhan menjadi Mahaprabu dan terkenal dengan gelar Sang Mahaprabu Kano yang merupakan titisan dari Sang Hyang Batara Indra yang lalu memindahkan pusat pemerintahannya ke Gunung Mahendra. (1)





Situs Batu Tumbung merupakan sebuah batu besar yang terdapat banyak guratan-guratan. 



Guratan pada batu menggambarkan tentang gunung yang meletus pada masa itu, jumlah guratan menandakan sejumlah itu pula gunung-gunung di pulau Jawa yang meletus secara bersamaan di sekitar masa pergantian jaman dari Kala Brawa ke Kala Tirtha.

Asal usul Batu Tumbung

Pada saat itu Pangeran Makukuhan putra Sang Prabu Dewaesa yang menjadi Adipati di Purwacarita (Purwacarita di daerah Magetan di lereng Gunung Mahendra – red sekarang Gunung Lawu) dipanggil datang ke pesanggrahan yang ada di Situs Batu Ranjang. Saat itu Prabu Dewaesa berkeinginan untuk lengser keprabon dan menghendaki Pangeran Makukuhan yang akan menggantikan beliau menjadi Raja. Tapi Pangeran Makukuhan tidak mau menerima karena kawatir dengan banyaknya Kadipaten yang akan memberontak ketika dia menjadi Mahaprabu.

Maka Pangeran Makukuhan mencari cara agar prabu Dewaesa tidak lengser keprabon dengan

mengatakan “Dumateng Arcapada menika pukulun mboya wonten bagaskara kembar”. Pernyataan itu membuat marah Prabu Dewaesa dan mengatakan kalau begitu yang kamu inginkan maka Prabu

Dewaesa dan Mpu Bramakadi akan moksa dan menghancurkan semua Kadipaten yang berpotensi mbalelo. Maka diperintahkanlah untuk membuat perahu dan memperbesar istana Balekambang untuk menyelamatkan rakyat. Tertegun dan sedih mendapat jawaban tersebut maka Pangeran Makukuhan meminta rakyat membuat apa yang diinginkan Prabu Dewaesa. Kemudian setelah semua selesai Prabu Dewaesa dan Mpu Bramakadi moksa di Gunung Krakatau dibarengi dengan datangnya meteor yang menghantam Bumi dan meletusnya sejumlah gunung serta naiknya air laut sampai sepertiga Gunung Karang. Air laut baru surut pada saat penobatan Prabu Satmata di jaman Kerajaan Medang Galungan.

Gelar dari Pangeran Makukuhan adalah Sang Mahaprabu Kano. Nama Kano, mempunyai arti “perahu” itu melekat karena pada saat moksanya ayahanda dan kakek dari Pangeran Makukuhan, siti hinggil kraton dipindah sementara ke dalam sebuah perahu besar yang dibangun di Istana Balekambang Gilingaya.

Peristiwa moksanya Sang Prabu Dewaesa dan Mpu Bramakadi, mengakibatkan terpisahnya daratan Sumatera dengan daratan Jawa, akibat meletusnya gunung-gunung juga gunung yang berada di kutub selatan sehingga es mencair dan air laut naik dan menenggelamkan hampir sebagian besar daratan di bumi pada saat itu. (1)

Arca Ki Lurah Lengser dan Batu Lumpang

Di kediaman Bapak Nurdin yang berjarak sekitar 2km dari Situs Batu Tumbung, terdapat arca Ki Lurah Lengser dan Batu Lumpang serta ada patung lingga yang dipakai sebagai ganjal rumah. (1)

Daftar pustaka :

(1) Agung Bimo Sutejo & Timmy Hartadi (Tim Laku Becik), Kraton Gilingaya : sebuah ekspedisi. Januari 2009

(2) Ayat Rohaedi: Sundakala, Cuplikan Sejarah Sunda Berdasar Naskah-naskah "Panitia Wangsakerta" Cirebon. Pustaka Jaya, 2005

(3) Team Fisip IKOM A1 NR-Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Megalitikum di Banten Selatan Sekitar Gunung Pulosari, 2008

Penulis: Jacinta F. Rini 

Read more »