Selasa, 26 Juli 2011

CERITA MISTERI / KISAH GAIB / KEJADIAN ANEH TAPI NYATA

KELUARGAKU DIGANGGU JIN DARI
JAMPANG KULON YANG ISTERINYA 20
G adis Kecil itu meronta-ronta berusaha melepaskan diri dari cekikkan mahluk tak berwujud, tubuhnya terguling jatuh di-tangga besi, tangannya menggapai-gapai berusaha mencari pegangan dan tangan satunya lagi berusaha melepaskan cekikkan tangan gaib yang mencekik lehernya. Dengan sangat panik dan ketakutannya, gadis itu berteriak : " Tolong, tolong, Ampun, Lepaskan ! ". Teriakkannya seperti tersumbat dikerongkongan, tak mampu bersuara, dengan terengah-engah Ia berusaha menarik nafas, tetapi mahluk itu tidak mau melepaskan cekikannya, malah semakin bertambah kuat.
    Terdengar Mahluk itu menggeram dahsyat, " Hrrmmm...." dan kemudian terdengar suara bentakkannya yang menggelegar menyeramkan : " Sudah kukatakan jangan sekali-kali menceritakan mengenai keberadaan-Ku, tapi mengapa kau langgar juga ! ". Tercekat hati gadis kecil itu bertambah-tambah takutnya dan samar-samar mahluk itu mulai menampakkan wujud dihadapannya.

MAHLUK JAHAT BERUPA JAWARA YANG MENAKUTKAN
Terlihat tangan mahluk itu dengan jari-jarinya yang besar dan gemuk menunjuk tepat kehidung-nya, dijarinya tampak dipenuhi cincin dengan batu besar berwarna-warni yang bersinar gelap mengerikan, ditangan kirinya melingkar akar bahar yang hitam kelam bagaikan seekor ular. Mahluk itu berpenampilan dan berpakaian sebagaimana Jawara Tempo Doeloe, yaitu berambut gondrong dengan ikat kepala hitam dan bercelana pangsi silat hitam tanpa mengenakan baju. Bulu dadanya menyembul didadanya yang gempal berotot dan berkulit hitam legam. Mukanya yang berbentuk kaku persegi dipenuhi dengan cambang-bawuk yang semakin menambah seram penampilannya, apalagi saat membuka mulut terlihat giginya berantakan dan berwarna kehitaman dengan gigi taring mencuat lancip.    Memelas gadis kecil itu berkata dengan suara tercekat : " Ma...af, Ampun, Tolong, jangan ganggu saya, lepaskan saya ", sambil berusaha melepaskan diri dari cekikan mahluk itu.Tidak ada kata maaf untuk-mu" terdengar suara menghardik dahsyat dari mahluk itu. Sementara itu dua remaja laki-laki yang sedang asyik menonton TV, tertegun mendengar ada suara berdebuk aneh, dan melihat ada yang terguling jatuh di tangga.
GADIS ITU TERLIHAT MENCEKIK LEHERNYA SENDIRI
    Terlihat yang jatuh itu parasnya pucat-pias ketakutan dan tangannya mencekik lehernya sendiri, sepertinya mulut gadis kecil itu berusaha berteriak, tetapi tidak terdengar suaranya, tangannya menggapai minta tolong.
    Kemudian keduanya berlari berusaha menolong, mencegah agar tidak jatuh terbanting kelantai. Salah satunya berkata : " Mini, apa yang terjadi, kamu kenapa ? ", Mini tidak menjawab malah tiba-tiba terdengar suara berat menggeram keluar dari mulutnya : " Keberadaan-Ku sudah diketahui orang gara-gara kamu, kubunuh kau, Hiaaaaayt !".    " Andree, jangan-jangan Mini kesurupan, ayo cepat kita bawa keruang tengah " berkata salah seorang yang bertubuh kekar kepada temannya, dan temannya menjawab : " Rio, lihat dia tidak bisa bernafas, harus segera ditolong ".    Rio dan Andree berusaha melepaskan tangan Mini yang sedang mencekik lehernya sendiri, ternyata tenaga gadis kecil itu sangat kuat, dengan susah payah baru kemudian mereka bisa melepaskan kedua tangan dari lehernya, muka dan bibirnya kelihatan membiru karena kekurangan oksigen, setelah mulai bisa bernafas lagi, terlihat berangsur-angsur kembali normal. Akan tetapi badannya masih kejang-kaku dan dari mulutnya meracau kata-kata yang tidak jelas.

RASA TAKUT MENGHADAPI MAHLUK KASAT MATA
    Sebentar kemudian seisi rumah menjadi geger dan berkumpul diruang tengah dimana Mini dibaringkan. " Ada apa sih, lho koq bisa kesurupan ya, aduh kasihan lihat lehernya membiru, koq mencekik leher sendiri sih !, gimana tuh masih belum sadar juga ! katanya jatuh ditangga, untung tertolong coba kalau tidak, bisa bocor atau sedikitnya patah tulang dia " demikian suara-suara yang menyatakan kegelisahan dan keprihatinan melihat keadaan Mini yang masih kejang dan sedang diupayakan menyembuhkan dengan mengosokkan minyak kayu putih ke-tangan dan kakinya yang dingin, ada rasa takut yang mencekam karena berhadapan dengan mahluk yang kasat mata.

JAWARA DARI JAMPANG KULON
    Rio mencoba konsentrasi sejenak memusatkan fikiran dan berusaha memanggil ilmu bathin yang pernah dipelajarinya dari salah satu Perguruan Silat yang cukup ternama di Ibukota, dan kemudian mencoba berkomunikasi dengan berkata : " Siapa Kamu dan apa maumu berada ditubuh gadis ini ! ".     Mendengar pertanyaan itu tiba-tiba dengan mendadak Mini bergerak bangun dan kemudian duduk bersila seakan-akan seorang Jawara yang duduk dengan pongah dan tangan dipahanya memamerkan sederet cincin  dengan batu yang besar-besar.
    Sambil membusungkan dadanya yang gempal penuh bulu, tangannya kemudian menepuk dadanya dengan kerasnya, lalu berkata : " Aku Toha Abidin dari Jampang Kulon, Jawara terkenal tanpa tanding ". Mukanya menoleh menatap kearah Rio.

    Terlihat Rio tercekat melihat penampilan mahluk ini, dan sedang berfikir untuk melakukan tindakan apa. Beberapa yang menonton berteriak terkejut dan takut, malah beberapa diantaranya cepat-cepat mudur menjauh dan menatap dengan ngeri kearah Mini yang disurupi oleh mahluk menakutkan itu.    Ada yang memegang erat-erat orang disebelahnya dan berkata lirih : " Takuuuutt " terlihat Andree bergeser kebelakang Rio, kelihatannya agak takut juga, atau malah sangat takut (?).

KENGERIAN MENGGANTUNG DI AWANG-AWANG
    Toha Abidin menatap kesekeliling dan kemudian menatap kembali kearah Rio, adalah mata Mini dengan bola mata yang hanya putihnya saja yang terlihat, menatap kesekeliling dengan nyalang. Situasi demikian mencekam, kengerian menggantung diawang-awang dan tidak ada yang berani bergerak ataupun bersuara.
    Jam terlihat menunjukan pukul setengah tujuh malam dan udara terasa dingin mengiris hingga ketulang, sejenak kemudian kengerian dipecahkan oleh suara Rio : " Demi Allah, lepaskan dia, berhentilah mengganggu manusia, alam kita berbeda, mengapa kita tidak hidup berdampingan dengan tidak saling menganggu................ ".
AWALNYA
     Kejadian ini bermula dengan ditugaskannya Rio oleh Kampusnya yang berada dikawasan Jakarta Barat untuk melakukan KKN, Kuliah Kerja Nyata di Pandeglang Banten. Rio sebagai mahasiswa tingkat terakhir sangat mendambakan bisa segera menyelesaikan kuliahnya dan di Wisuda.
    Sebagai anak yang paling tua, bisa mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi adalah sangat membanggakan bagi kedua orang tuanya dan sebagai contoh panutan yang baik bagi adik-adiknya yang masih dalam tarap menyusul, dua orang lagi. Adiknya Arnold diharapkan menyusul setahun kemudian dan sibungsu Ningsih masih di-SMA kelas dua.    Rio termasuk pendiam akan tetapi sangat aktif berorganisasi dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya, dan juga masuk Perguruan Silat di-kampusnya, dan karena prestasinya dia diangkat menjadi ketua kelompok KKN di Desanya. Seringkali bilamana ada acara akbar di-kampusnya maka dia ditugaskan sebagai keamanan dan bahkan beberapa kali dipercaya sebagai koordinator keamanan.

TUGAS KKN DARI KAMPUS
    Awal Agustus 1997, Rio dan kawan-kawannya se-kampus berangkat ke Pandeglang Banten, mereka sangat gembira dan optimis bisa menyelesaikan KKN-nya ini dengan baik, di Kecamatan Cigeulis, mereka dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok dan ditempatkan pada beberapa desa yang terpisah.
    Malam pertama dan kedua tidak terjadi sesuatu apapun dan semua berjalan dengan baik sesuai program yang telah digariskan. Bagi Rio, malam ketiga terasa agak lain, udara terasa lebih dingin dari biasanya dan suara binatang malam seakan-akan melantunkan irama yang sedih. Apakah ini karena rindu kepada rumah dan keluarga ( homesick ) atau memang karena rentetan program yang cukup melelahkan.    Tak terasa malam semakin larut dan....................

Di  Jakarta, Mama-nya Rio tiba-tiba terbangun ditengah malam dengan tubuh gemetar dan penuh diliputi oleh keringat dingin, membangunkan saya, dengan tergesa-gesa kemudian menceritakan mengenai mimpinya yang buruk dan mendesak saya agar besok segera berangkat menegok putra kami Rio yang sedang KKN di-Banten.    Tentu saja saya terkejut karena dibangunkan mendadak, dan karena baru tiga hari yang lalu Rio pergi koq sudah begitu kangen-nya hingga meminta dengan sangat kepada saya, lagi pula pada tengah malam begini. Setelah saya bujuk-bujuk agar bersabar menunggu dan jelaskan bahwa saya baru bisa berangkat mengantarnya hari Sabtu y.a.d. lagi pula kan semua aman-aman saja, maka baru agak tenang hatinya dan kemudian mengerjakan Sholat malam.    Saya tak menduga bahwa pada saat yang bersamaan Rio di-Banten sedang mengalami suatu kejadian yang menyeramkan..................

R io tidur dengan gelisah, suara gonggongan anjing di luar membuat suasana hati Rio menjadi tak menentu, terasa ada sesuatu yang akan terjadi tapi apa, belum diketahui, akhirnya karena kelelahan maka Rio-pun tertidur.............    Tiba-tiba Rio sulit untuk bernafas, Rio berfikir, mimpikah aku ini, apakah aku sedang tenggelam di air?, atau............    Terasa kerongkongannya tercekik, seperti lehernya diikat oleh tambang yang tak terlihat, Rio berusaha menarik nafas, tapi tidak bisa, berusaha berteriak tetapi tidak juga bisa, terasa urat-urat dilehernya menyembul dan paru-parunya berdenyut membutuhkan udara segar.

MAHLUK GAIB MENCEKIK LEHERKU
    Aku dicekik, pikir Rio dan Rio kemudian berusaha membuka matanya, akan tetapi tidak ada sesuatupun yang terlihat, ternyata bukan manusia yang mencekik-ku, akh, apa salah-ku hingga diperlakukan seperti ini, padahal dalam melaksanakan KKN aku sudah berusaha semaksimal mungkin dengan sopan-santun dan selalu berkonsultasi dan berkomunikasi dengan para sesepuh ataupun pamong / pemuka masyarakat setempat. Kengerian lebih memuncak ketika sayup-sayup mewujud tangan yang sangat besar yang sedang mencekik lehernya, hanya tangan-nya saja.
    Dalam hati Rio berkata bahwa bila memang ada salah-nya mohon dimaafkan dan esok hari Rio akan lebih berhati-hati, dan akan memohon maaf secara terbuka, akan tetapi jawabannya adalah cekikan yang terasa semakin keras dilehernya.

DZIKIR KEPADA ALLAH YANG MENOLONGKU
    Darah yang mengalir kekepala berkurang dan terasa pandangan berkunang-kunang, Rio berfikir bahwa tibalah ajalnya. Pemikiran mengenai tibanya ajal membuat Rio menjadi pasrah kepada Tuhannya, dan menyebut : " Lailla ha IllAllah " berkali-kali dan mencoba menerapkan kemampuan bathin yang dipelajari dari kedua orang tuanya, tiba-tiba terdengar suara menggeram dahsyat dan terasa cekikan dilehernya mengendur.
    Merasa cekikan dilehernya menjadi kendur, pikiran Rio bekerja dengan cepat, berusaha mencari cara untuk melawan mahluk itu dan dengan mengeraskan bawah perut sambil menyebut : " La Haula Walla Quwwata, Illa Billah Aliyul Azhiim " maka Rio menerjang menghempaskan pencekiknya sekuat-kuatnya dan terdengar jeritan dahsyat dari mahluk itu yang terlempar keluar dan juga jeritan Rio yang keras.

MIMPI BURUK-KAH ?
    Dengan terengah-engah Rio berusaha menarik nafas dalam-dalam dan merasakan paru-parunya kembali terisi oleh udara yang segar, urat nadinya yang berdenyut-denyut dan terasa sangat sakit kemudian perlahan kembali normal.    Dan beberapa kawannya yang masih bangun, karena mendengar teriakan Rio yang keras kemudian merubung menanyakan apa yang terjadi. Beberapa saat Rio terpana dan tidak bisa berkata apa-apa, hingga ketika fikirannya telah menjadi normal kembali dan rasa takutnya telah berkurang banyak, maka Rio kemudian berkata : " Akh, hanya Mimpi buruk ". Terlihat sekali mereka tidak puas dengan jawaban Rio, karena jelas sekali mereka melihat bahwa wajah Rio saat itu bagaikan mayat hidup, sangat pucat, dan pandangannya kosong seperti sehabis mengalami sesuatu kejadian yang sangat menakutkan.
    Akhirnya mereka membubarkan diri dan tentu saja dengan fikiran mereka masing-masing atas misteri teriakan Rio dan wajahnya yang pucat-pasi, akhirnya mereka berkesimpulan bahwa biasa kalau waktu tidur kadang-kadang diganggu oleh mimpi buruk.

MENGERJAKAN SHOLAT SYUKUR ATAS PERTOLONGAN-NYA
    Rio segera mengerjakan Sholat Syukur telah terlepas dari sesuatu yang mengerikan dan kadang-kadang sampai beberapa hari masih terbayang-bayang kejadian itu, kalau saja tidak segera mendapatkan cara untuk melawan mahluk itu mungkin saja Rio akan lumpuh atau gila karena rusaknya otak akibat kekurangan oksigen.
    Segera setelah sholat maka Rio kemudian membentengi diri dengan perlindungan agar tidak diganggu lagi oleh mahluk halus yang jahat.

Waktu berlalu dengan cepatnya dan tibalah hari Sabtu, 09 Agustus 1997, hari yang dinanti-nantikan oleh isteriku untuk berangkat ke Cilegon karena rasa kangennya yang telah memuncak untuk segera menjumpai putranya yang sedang KKN di-Pandeglang. Setelah sholat Subuh, dengan berseri-seri isteriku menagih janji kepadaku setelah sebelumnya mempersiapkan segala sesuatunya untuk keberangkatan, seperti pakaian, perlengkapan sholat, minuman, makanan kecil, oleh-oleh dan segala macam perlengkapan yang saya tidak tahu berupa apa saja.    Terlihat sekali bahwa isteriku telah tidak sabar menungguku sarapan dan menghirup habis teh manis hangat kesukaanku dipagi hari itu. Akhirnya tiba juga waktunya berangkat, dan setelah meninggalkan pesan-pesan kepada anak-anak dan membagi tugas kepada para pembantu, maka berangkatlah kami menuju ke Pandeglang, hanya berdua.

PERJALANAN YANG MENYENANGKAN
    Perjalanan melalui jalan tol sangat mulus dan kami tidak banyak bercakap-cakap karena masing-masing sibuk dengan wiridan ayat-ayat suci, agar perjalanan selamat sampai ditujuan dan selalu dalam perlindungan Allah SWT. Sepanjang perjalanan dari Pandeglang menuju arah Labuan, pemandangan sangat indah, dikiri kanan kerimbunan dan hijau-nya pepohonan menenangkan fikiran yang stress. Sebelum Labuan Kami belok kekiri kearah Cigeulis, karena saat itu masih musim kemarau panjang maka terlihat banyak tumbuhan yang kering dan dibeberapa tempat tanah terlihat retak-retak karena teriknya sinar matahari, berbeda dengan sebelumnya.

    Kebetulan terdengar suara Ebiet melantunkan lagu sendu, mengenai bertanya kepada rumput yang bergoyang, mengapa terjadi kerusakan dimuka bumi ini. Kami sangat menikmati perjalanan ini dan tiba-tiba tangan isteriku mengelus tanganku dan kemudian meremasnya erat-erat, suasana romantispun kemudian tercipta, dan terdengar lagu Senandung Rindu dilantunkan oleh Teti Kadi dan hati kamipun tambah terpaut dan memancarkan kasih sayang.

    Tiba tiba kami berteriak karena mobil terguncang keras akibat ban mobil masuk ke lubang yang menganga ditengah jalan dan setelah rasa kaget sirna kamipun tertawa berderai bersama. Jalan mendekati Cigeulis agak rusak sehingga saya harus extra hati-hati mengendarai mobil.    Tidak terasa hampir tiba ditujuan karena didepan kami terpampang Spanduk KKN dari kampus dan kami mencari informasi keberadaan putra kami Rio.

AKH, TERNYATA RIO SEHAT-SEHAT SAJA....
    Akhirnya kami jumpa juga dengan putra kami, ternyata Rio sehat-sehat saja dan terlihat agak malu kepada kawan-kawannya karena " seperti anak mami " didatangi oleh orangtuanya. Mamanya langsung menanyakan keadaan Rio dan dijawab baik-baik saja, hanya pernah dicekik, katanya, karena sambil senyum-senyum maka mama-nya tidak mengira bahwa kejadiannya gawat, dan mengira Rio hanya bergurau. Setelah yakin bahwa putranya selamat, maka hatinya-pun lega dan setelah puas berbincang-bincang dengan dosen pembimbing dan kawan-kawan Rio maka kemudian kami-pun pamit pulang.
    Ada yang menyarankan agar ke Mega Camara, tempat rekreasi yang berlokasi dipantai dan ada lapangan Golf-nya yang katanya sih pemandangannya bagus. Memang Indah pantainya, akan tetapi sangat sepi, hanya ada kami berdua, dan kembali menimbulkan suasana romantis, seakan akan menikmati kembali suasana bulan madu. Kami sangat betah berlama-lama disini.

BULU KUDUK BERDIRI SAAT MEMASUKI MOBIL
    Ketika kembali memasuki mobil, terasa bulu kuduk berdiri sekejab, tapi kami tidak memperhatikan. Perjalanan pulang kami memilih rute melalui Labuan dan berniat untuk mandi air panas di-pemandian Batu Kuwung Pandeglang. Karena perjalanan yang panjang, ternyata kami tiba di-Pemandian Air Panas lepas Maghrib, dan suasananya agak gelap, karena badan terasa penat butuh istirahat, maka kami paksakan juga untuk mandi guna menyegarkan badan karena masih seratus kilometer lebih menuju Jakarta.
    Mandi air panas dikamar tertutup dan hanya berdua, dimana kolamnya cukup besar untuk kami bisa berenang sambil berendam membuat isteriku berceloteh segala macam hal yang kemudian mengarah ke-romantisme.    Kembali bulu kuduk berdiri saat memasuki mobil, terjadi kejadian-kejadian aneh yang saat itu tidak begitu kami perhatikan, yaitu minuman yang berpindah tempat kebelakang mobil, dan handuk yang diletakkan ke-stir mobil, padahal seingat isteriku sudah diletakan dibelakang, bagaimana caranya koq bisa pindah ke stir, serta minuman yang baru setengah diminum tiba-tiba sudah kosong, dan seakan-akan ada orang yang duduk dibangku belakang mobil tapi bila ditengok ternyata tidak ada siapa-siapa. Kami ribut berdua saling menyalahkan, dan istriku mengeluh karena mencium bau rokok yang keras.    Akhirnya tiba dengan selamat dirumah, Al Hamdulillah.

PUTRIKU DIGANGGU MAHLUK JAHAT
    Beberapa hari kemudian suatu malam pintu kamarku digedor-gedor dan Ningsih putriku yang bungsu menerobos masuk dan langsung meloncat diantara aku dan isteriku yang sedang tertidur, kami sangat terkejut karena terlihat sekali bahwa Ningsih sangat ketakutan mukanya putih pucat dan tubuhnya menggigil, serta  tidak bisa bercerita apapun juga.............

0 komentar:

Posting Komentar